Menuju konten utama

JK Ungkap Ancaman & Tantangan Pelihara Ekosistem Laut di Forum PBB

JK mengatakan, penangkapan ikan yang berlebihan menyebabkan tekanan besar pada 90 persen dari stok ikan dunia.

JK Ungkap Ancaman & Tantangan Pelihara Ekosistem Laut di Forum PBB
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. ANTARA FOTO/INASGOC/Puspa Perwitasari/RAV/18

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut ada sejumlah ancaman yang bisa menghancurkan ekosistem laut saat ini. Salah satunya, meningkatnya permintaan makanan dari laut.

Pernyataan itu disampaikan JK saat menghadiri Panel Tingkat Tinggi PBB dengan tema "Membangun Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan" di New York, Amerika Serikat, Senin (24/9/2018) waktu setempat. Menurut JK, ancaman lain yang juga muncul adalah hancurnya garis pantai sebagai akibat dari pertumbuhan daerah perkotaan yang tidak terkendali.

"Jika kita terus mengeksploitasi lautan kita, kita mungkin kehilangan, lebih dari 50 persen dari karang dan 29 persen rumput laut di tahun-tahun berikutnya,” ujar JK seperti tertulis dalam keterangan pers yang diterima Tirto.

JK juga berkata, keserakahan dapat mengakibatkan penangkapan ikan berlebihan. Hal itu menyebabkan tekanan besar pada 90 persen dari stok ikan dunia.

Untuk mengatasi tantangan ini, JK berkata harus ada pengembangan dan upaya mempertahankan ekosistem laut yang komprehensif dan inklusif. Ia pun mengenalkan 3 kebijakan program kelautan Indonesia yang merupakan bagian dari upaya tersebut.

"Pertama, Indonesia baru-baru ini meluncurkan Kebijakan Samudera Indonesia, yang akan berkontribusi terhadap implementasi konkret Global Maritime Fulcrum dengan tujuan untuk mengurangi 75 persen sampah plastik laut pada tahun 2025," kata JK.

Indonesia juga disebutnya sudah menyusun Rencana Aksi Nasional yang menguraikan upaya kolektif di tingkat regional dan nasional guna menegakkan peraturan tentang penangkapan ikan secara ilegal.

Kedua, Indonesia disebut menekankan nilai penyelarasan dan pensinergian komitmen politik pada forum regional dan global.

"Dengan mengembangkan platform bersama untuk interaksi dan pertukaran, kami menciptakan sarana untuk mengimplementasikan komitmen melalui tindakan nyata," ujar JK.

Terakhir, Indonesia diklaim berusaha menciptakan lautan yang sehat. Karena itu, Indonesia membutuhkan kemitraan dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.

"Sebagai cara untuk memfasilitasi hal itu, dengan bangga kami akan menjadi tuan rumah Konferensi Samudera Kita, yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 29 hingga 30 Oktober 2018," kata JK.

Baca juga artikel terkait PBB atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto