tirto.id - Jika utang puasa seseorang belum lunas, apakah ia boleh menjalani puasa Ramadhan tahun berikutnya? Misalnya, seseorang belum juga membayar qadha puasa Ramadhan 1445 H (2024) hingga akhir bulan Syaban. Padahal, esok harinya adalah hari pertama Ramadhan 1446 H. Apa yang mesti dilakukan?
Bulan Ramadhan 1446 H tak lama lagi segera hadir di tengah umat Islam. Bagi kalangan Muhammadiyah, puasa akan dimulai sejak Sabtu, 1 Maret 2025. Sementara itu, untuk kalangan yang berpedoman pada Kementerian Agama (Kemenag) RI, sidang isbat penentuan awal puasa akan dilakukan pada 28 Februari. Ada kemungkinan awal puasa pada 1 Maret, namun ada kemungkinan pula Ramadhan dimulai pada 2 Maret 2025.
Berbagai persiapan menyambut bulan Ramadhan dapat dilaksanakan umat Islam. Ini dimulai dari puasa sunah, salat sunah, tilawah, hingga banyak menyirami diri dengan ilmu tentang bulan Ramadhan.
Salah satu kewajiban penting terkait puasa Ramadhan adalah menunaikan utang puasa yang belum lunas. Umat Islam yang meninggalkan puasa karena uzur syari wajib mengganti puasa di hari lain.
Hukum wajib mengganti puasa di hari lain ini berlaku ketika seseorang meninggalkan puasa karena sakit, musafir (dalam perjalanan), orang yang pekerjaannya berat, haid, dan nifas. Terkait hal ini, sudah dijelaskan dalam Surah Al Baqarah:184 sebagai berikut.
Artinya, “(yaitu) Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Jumlah utang puasa yang diganti sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Inilah pentingnya mencatat jumlah hari puasa yang ditinggalkan saat Ramadhan. Umat Islam wajib mengganti utang puasa di hari lain selain pada bulan Ramadhan.
Nah, ada kalanya keadaan masih ada utang puasa yang belum diganti hingga bertemu Ramadhan lagi. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, jika utang puasa belum lunas, apa boleh puasa Ramadhan?
Jika Utang Puasa Belum Lunas, Apa Boleh Puasa Ramadhan?
Pertanyaan seputar utang puasa menjadi salah satu topik penting menjelang bulan Ramadhan. Umat Islam wajib mengetahui seberapa banyak hari puasa yang ditinggalkan supaya tidak bimbang saat akan mengganti puasa.
Terkadang ada keadaan sudah bertemu Ramadhan lagi, tetapi utang puasa tahun kemarin belum selesai. Lantas, bagaimana pelaksanaan puasa Ramadhan ketika masih ada utang puasa belum lunas?
Melansir laman Muhammadiyah Cileungsi, waktu melunasi utang puasa ialah pada hari-hari lain di luar bulan Ramadhan. Nah, terkait waktu mengganti puasa (qadha) tidak ada batas akhir waktu kapan harus mengganti puasa.
Kendati demikian, umat Islam harus memperhatikan kewajibannya dengan baik, dalam hal ini menunaikan utang puasa (qadha). Jangan sampai terlupa mengganti utang puasa karena menyengaja lalai dari kewajiban sebagai umat Islam.
Selain itu, banyak-banyaklah memohon ampun pada Allah Swt. atas kelalaian dari kewajiban mengganti utang puasa. Terkait utang puasa, hukumnya tetap wajib membayarkan utang puasa di luar hari-hari bulan Ramadhan.
Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Surabaya juga menjelaskan tentang hal ini. “Bagaimana kalau hutang puasa ini bertahun-tahun? Para ulama tarjih melihat keumuman ayat tersebut tidak ada batas akhir waktu kapan harus mengganti puasa (qadha). Tentu saja, akan jauh lebih baik membayar puasa sebelum Ramadhan berikutnya tiba,” pungkasnya.
Terkait apa boleh puasa Ramadhan jika masih ada utang puasa? Jawabannya ialah boleh. Melaksanakan puasa Ramadhan hukumnya wajib.
Mengganti utang puasa juga hukumnya wajib. Namun, bila sudah memasuki bulan Ramadhan, maka kewajiban puasa ini terletak pada puasa Ramadhan.
Sekalipun masih ada utang puasa, umat Islam tetap wajib melaksanakan puasa Ramadhan. Nantinya utang puasa Ramadhan bisa diganti pada hari lain selain hari-hari di bulan Ramadhan.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Fitra Firdaus