Menuju konten utama

Jenis Boba Khas Indonesia: Cendol, Biji Salak, dan Sagu Mutiara

Jenis Boba dari Indonesia: mulai dari cendol, sagu mutiara dan biji sala. Boba merupakan minuman khas yang populer dari Taiwan.

Jenis Boba Khas Indonesia: Cendol, Biji Salak, dan Sagu Mutiara
Ilustrasi Bubble Tea. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Boba merupakan salah satu varian topping dalam minuman yang kini sedang populer. Boba biasanya dinikmati bersama thai tea maupun minuman dingin yang bercita rasa manis lainnya.

Salah satu penelitian Binus merilis, minuman bubble atau boba yang berasal dari Taiwan ini mulai dikenal pada tahun 1980-an dari sebuah toko minuman teh.

Toko tersebut memiliki lokasi yang strategis, yakni ada di depan sebuah sekolah sehingga banyak murid yang membeli minuman tersebut setelah melakukan aktivitas belajar maupun bermain.

Toko tersebut semakin berkembang dan pemilik toko mulai menambahkan beberapa varian rasa buah-buahan pada tehnya.

Pada saat teh dicampurkan dengan sirup perasa, maka minuman tersebut perlu dikocok beberapa kali, sehingga terbentuklah gelembung-gelembung udara pada permukaan minuman tersebut, karena hal inilah kemudian minuman tersebut dikenal sebagai Bubble Tea.

Pada tahun 1983, Liu Han Chieh memperkenalkan Taiwan pada singkong mutiara (Tapioca Pearl), yang kemudian banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada toko penjual Bubble Tea.

Di dalam minuman teh, pearl akan tengelam ke dasar gelas, dan terlihat sebagai gelembung-gelembung hitam yang menarik, sehingga orang menyebutnya sebagai Bubble Drink atau minuman boba.

Selain dari Taiwan, Indonesia pun memiliki makanan sejenis boba, berikut beberapa variannya:

    • Cendol
Cendol merupakan minuman khas sunda yang awalnya terbat dari tepung hunkwe. Tetapi, seiring berjalannya waktu, cendol terbuat dari tepung beras. Cendol ini biasanya dinikmati bersama dengan es parut serta gula merah cair dan santan.

Minuman ini tidak hanya terkenal di tanah Sunda, tetapi minuman ini juga ada di Jawa Tengah dengan nama dawet.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ferry Andriyani, dkk dari Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta merilis, beberapa daerah di Indonesia juga memiliki dawet yang khas dengan cita rasanya sendiri.

Beberapa daerah di antaranya, Banjarnegara yang terkenal dengan Dawet Ayu, serta Ponorogo yang terkenal dengan Dawet Jabung. Dawet merupakan salah satu minuman yang banyak digemari karena kenikmatannya.

    • Sagu mutiara
Situs Kemendikbud menyebutkan, makanan ini merupakan makanan yang memiliki tekstur yang kenyal dan berbentuk bola kecil-kecil.

Seperti namanya, sagu mutiara memang berbentuk seperti mutiara kecil bulat dengan warna khas merah, putih, dan hijau.

Sagu mutiara bisa dinikmati dengan berbagai cara seperti mencampurnya dengan es cendol, dibuat puding hingga diolah menjadi jenang mutiara yang dinikmati bersama santan.

Warna sagu mutiara lokal kebanyakan putih, merah, dan hijau dalam satu kemasan. Semuanya pekat dan mencolok. Sementara sagu mutiara impor yang sering disebut pearl sagoo warnanya lebih bervariasi seperti oranye, merah muda, hijau muda, dan biru muda.

Dalam satu kemasan hanya terdapat satu warna yang tidak dicampur. Setelah dimasak, warna sagu impor akan terlihat lebih bening dan teksturnya lebih lembut.

    • Kolak Biji Salak
Menurut laman ISI, biji salak yang biasanya diolah menjadi kolak biji salak merupakan makanan yang digunakan sebagai media pada awal penyebaran ajaran agama Islam di Pulau Jawa oleh para ulama.

Kolak berasal dari kata ‘Khalik’ yang berarti Sang Pencipta Langit dan Bumi, yang diartikan dengan maksud mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kolak biji salak merupakan salah satu kolak modifikasi yang ada saat ini dengan mengolah ubi jalar oranye yang dicampur dengan tepung tapioka dan dibentuk menyerupai biji buah salak, kemudian dihidangkan dengan campuran juruh dan santan.

Baca juga artikel terkait BUBBLE TEA atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Dhita Koesno