tirto.id - Jajaran Polda Metro Jaya memaksimalkan keberadaan Satgas Nusantara menjelang hari pencoblosan Pemilu 2019. Tujuannya untuk menangkal potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Satgas Nusantara melakukan kegiatan yang humanis bersama masyarakat. Artinya, perbedaan itu wajar dan jangan sampai ada konflik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (1/4/2019).
Polda, lanjut dia, juga akan membentuk Tim Khusus Anti-Preman (TEKAP) untuk berpatroli dan menangkap pelaku kriminal jalanan.
“Operasi rutin kami tingkatkan, dari situ kami membentuk TEKAP. Ada beberapa tindak pidana yang berhasil ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal,” sambung Argo.
Tidak hanya jajaran kepolisian, pihak TNI dan anggota ormas pun kata dia juga mengikuti patroli tersebut. Namun setiap ormas yang akan terlibat harus mengirimkan surat izin dahulu sebelum diputuskan oleh pihaknya.
Berkaitan dengan patroli rutin, Argo menyatakan, tidak hanya dilakukan hingga jelang Pemilu. Usai pagelaran pesta demokrasi lima tahunan itu pun patroli tetap berkelanjutan.
Indeks potensi kerawanan Pemilu 2019 pada tingkat kabupaten/kota mengalami perubahan saat kampanye terbuka sejak dimulai Minggu (24/3/2019) sampai Sabtu (13/4/2019).
Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah dengan indeks potensi kerawanan tertinggi. Kemudian, ada tiga kota lain dengan indeks serupa.
"Saat ini pada kampanye terbuka, peringkat satu justru Tangerang Selatan. Disusul Jakarta Utara, Pigi Raya, Banggai, Donggala, Jakarta Barat, Mentawai, Kabupaten Tanah Datar, Jakarta Timur dan Yogyakarta," ujar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (29/3/2019).
Ia melanjutkan sejumlah pemicu kerawanan di DKI Jakarta yakni terkait faktor penyelenggara, kontestasi capres, kontestasi caleg, pendukung, potensi gangguan kamtibmas, ambang gangguan, dan gangguan nyata.
Polisi akan mengantisipasi dan menurunkan potensi kerawanan. "Khususnya di Jakarta, tentu akan mempersiapkan langkah strategis untuk meminimalkan segala potensi kerawanan," tutur Dedi.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Irwan Syambudi