tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.945 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Jumat (28/4/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.953 dan terendah ada di level 6.939.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp261 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.856 triliun. Selain itu, setidaknya ada 172 saham yang bergerak menguat dan 78 saham melemah dan sisanya 229 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih. memperkirakan IHSG pada hari ini akan bergerak mixed dalam range 6.865 - 7.018. Setelah perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar +0,51 persen atau +35,33 poin di level 6.945.
Pergerakan indek dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, Kementerian Keuangan melaporkan penerimaan cukai hasil tembakau atau rokok pada periode kuartal I/2023 tercatat sebesar Rp55,24 triliun.
Capaian tersebut turun 0,74 persen YoY dan merupakan penurunan pertama dalam 4 tahun terakhir. Secara periode bulanan, produksi hasil tembakau pada Maret 2023 juga turun signifikan yakni mencapai sebesar 19,05 persen.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) periode April 2023 diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,23 persen MoM. Pada periode tahunan, inflasi diperkirakan melandai di level 4,22 persen YoY, lebih rendah dibanding inflasi periode sebelumnya yang tercatat di level 4,97 persen YoY.
Dari mancanegara, Gross Domestic Product Amerika Serikat tercatat tumbuh 1,1 persen QoQ pada kuartal I/2023, melambat dibanding periode sebelumnya yang mencapai 2,6 persen QoQ. Melandainya ekonomi AS salah satunya disebabkan oleh melemahnya investasi. Kenaikan suku bunga yang tinggi menyebabkan bunga pinjaman naik sehingga pelaku bisnis sulit melakukan ekspansi.
Sementara itu, Initial Jobless Claims Amerika Serikat untuk periode sepekan yang berakhir 22 April 2023 tercatat sebesar 230.000, jumlah tersebut turun 16.000 dibanding pekan sebelumnya 246.000. Hal ini menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS tergolong overheat sehingga inflasi masih akan sulit untuk turun signifikan.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin