Menuju konten utama

Jatuhnya EgyptAir Diduga karena Ledakan Baterai Lithium

Para peneliti Perancis tengah menyelidiki kemungkinan jatuhnya pesawat EgyptAir karena disebabkan ledakan baterai lithium. 

Jatuhnya EgyptAir Diduga karena Ledakan Baterai Lithium
Perahu pencari militer Mesir ambil bagian dalam operasi pencarian pesawat EgyptAir yang hilang di laut Mediterania dalam gambar yang diambil dari video, Kamis (19/5/2016). antara foto/egyptian military/handout via reuters tv

tirto.id - Para peneliti Perancis sedang menyelidiki kemungkinan jatuhnya jet EgyptAir di Mediterania, Mei 2016 lalu, disebabkan oleh baterai lithium di ponsel dan tablet co-pilot yang terlalu panas sehingga menyebabkan kebakaran pesawat.

Ada "gangguan paralel" antara kebakaran di zona kokpit pesawat 804 dan tempat co-pilot Airbus A320 menempatkan ponsel dan tabletnya, kata koran Le Parisien mengutip hasil penyelidikan transportasi udara Perancis, demikian The Telegraph.

Namun, salah satu ahli transportasi udara mempertanyakan teori tersebut dan mengatakan penyebab paling "masuk akal" kebakaran kokpit dipicu oleh hubungan arus pendek atau ledakan.

Perancis tengah melakukan penyelidikan yudisial dan sipil terhadap insiden yang menewaskan 66 penumpang pesawat yang menuju ke Kairo tersebut.

Kotak hitam menunjukkan bahwa pesawat itu meledak di udara menyusul kebakaran di sekitar kokpit.

Mesir menuding aksi terorisme berada di balik insiden itu setelah mereka menemukan ada bahan peledak di sisa-sisa bangku penumpang. Peneliti Perancis, juga menemukan data yang menunjukkan adanya kebakaran di bagian dek sebelah toilet.

Tanda bahaya awal menunjukkan serangkaian malfungsi pada jendela pesawat di sebelah kanan di samping co-pilot, dengan pesan "3044 anti-ice right window". Asap tanda bahaya juga terjadi di toilet, bersamaan dengan perintah dari kapten ke co-pilot untuk memadamkan api.

"Gambar-gambar yang sangat jelas menunjukkan bahwa co-pilot asal Mesir menempatkan teleponnya, tablet dan botol parfum yang dibeli sebelum naik ke pesawat," kata surat kabar itu. Namun sebelumnya tidak ditemukan adanya masalah keamanan dengan kedua barang itu ketika co-pilot melewati kontrol keamanan bandara.

"Para peneliti mencatat ada gangguan paralel antara tempat barang-barang tersebut yang tenaganya disuplai baterai lithium dan pemicu alarm selama penerbangan," tambahnya.

Stabilitas baterai lithium telah menjadi kontroversi. Beberapa di antaranya dilarang dibawa ke pesawat dan model-model tertentu di perangkat mobile dikenal mudah panas dan terbakar.

Pada bulan Desember 2010, kebakaran terjadi di sebuah penerbangan Air France dari Atlanta ke Paris ketika baterai lithium meledak di bawah kursi.

Percikan api dari baterai juga terjadi pada Mei 2013 silam saat Air France jet, terbang dari Paris ke Sao Paulo, Brasil.

Baca juga artikel terkait EGYPTAIR atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH