Menuju konten utama

Jamaika Melarang Masuk Seorang Pastor Anti-LGBT

Pendeta Steven Anderson pernah menyerukan agar para homoseksual dilempari batu sampai mati.

Jamaika Melarang Masuk Seorang Pastor Anti-LGBT
Pendukungi LGBT orang mengambil bagian dalam Gay Pride Parade, di Belgrade, Serbia, Minggu (18/9/2016). Foto/Shutterstock]

tirto.id - Jamaika telah melarang masuk seorang pastor yang menyerukan agar para homoseksual dilempari batu sampai mati. Pelarangan ini dilakukan setelah adanya protes dari para aktivis di pulau itu.

Steven Anderson, pastor Faithful World Baptist Church di Arizona ini mengatakan bahwa dia akan naik pesawat ke Kingston saat tiba-tiba diberitahu tidak dapat diizinkan masuk ke Jamaika.

Pastor kontroversial yang pernah mendoakan kematian Barack Obama ini sebelumnya telah ditolak masuk ke Afrika Selatan, Kanada, Inggris, dan Botswana.

"Keputusan tersebut dibuat oleh kepala petugas imigrasi karena pernyataan pastor tersebut tidak kondusif terhadap iklim saat ini," kata juru bicara Kementerian Keamanan Nasional, Senin (29/1/2018), seperti dilansir The Guardian.

Universitas Hindia Barat, di mana Anderson dijadwalkan untuk berbicara, juga membatalkan undangannya.

Diskriminasi dan ancaman kekerasan terhadap homoseksual di Jamaika tetap meluas. Namun para aktivis berharap bahwa larangan tersebut dapat mewakili pergeseran sikap di negara yang terkenal dengan sikap homofobianya.

"Ini adalah hasil positif yang membuat saya sangat senang," kata Jay John, seorang aktivis yang melancarkan sebuah petisi online meminta pemerintah Jamaika untuk melarang Anderson. Lebih dari 39.000 orang telah menandatangani petisi tersebut.

"Saya senang bahwa kepemimpinan ditunjukkan dalam melindungi LGBTQ Jamaika, wanita dan kelompok minoritas lainnya yang Steven Anderson telah serang di masa lalu," kata John.

Maurice Tomlinson, seorang pengacara Jamaika dan aktivis pembela hak para homoseksual yang bermigrasi ke Kanada setelah menerima ancaman pembunuhan, mengatakan bahwa dia bangga dengan Jamaika karena melarang Anderson.

"Ini adalah kemenangan besar bagi kedaulatan Jamaika, perlindungan konstitusional kami, dan keamanan untuk semua orang Jamaika."

Anderson mengemukakan bahwa larangan tersebut merupakan hasil tekanan dari negara lain.

"Saya pikir AS atau Inggris pasti memiliki banyak pengaruh terhadap Jamaika dan larangan itu bisa jadi dari negara itu asalnya," kata dia.

Anderson sebelumnya juga bahwa tempat wanita ada di rumah membesarkan anak-anak, tidak di tempat kerja.

Gereja Anderson yang bermarkas di negara bagian Arizona, AS pernah menggambarkan diri sebagai "gereja kuno King James Bible yang konservatif, independen, fundamental, dan gereja Baptis yang memenangkan jiwa."

Pendeta AS itu sebelumnya pada September 2016 juga telah dilarang masuk ke Afrika Selatan karena ucapannya tentang homoseksualitas. Anderson mengatakan bahwa homoseksualitas adalah kekejian yang dapat dihukum mati.

"Saya telah mengidentifikasi Steven Anderson sebagai orang yang tidak diinginkan untuk melakukan perjalanan ke Afrika Selatan," kata Menteri Dalam Negeri Afrika Selatan Malusi Gigaba, seperti dilansir BBC.

Dua petisi dengan lebih dari 60.000 tanda tangan, yang diselenggarakan oleh aktivis gay dan hak asasi manusia di Afrika Selatan, telah meminta agar izin perjalanan Anderson dilarang.

Baca juga artikel terkait LGBT atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari