Menuju konten utama

Jamaah Tauhid Nasional, Simpatisan ISIS Pengebom Sri Lanka

Jamaah Tauhid Nasional yang diduga kuat sebagai pelaku pemboman Sri Lanka adalah simpatisan ISIS.

Jamaah Tauhid Nasional, Simpatisan ISIS Pengebom Sri Lanka
Polisi berjaga di depan rumah keluarga tersangka pemboman setelah serangkaian serangan bom di sejumlah gereja dan hotel mewah, di Colombo, Sri Lanka, Kamis (25/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter/djo/nz

tirto.id - Sampai Rabu (24/4), sedikitnya 253 orang telah diidentifikasi tewas dalam peristiwa pemboman sejumlah gereja Katolik dan hotel mewah di Sri Lanka saat Minggu Paskah, (21/4) kemarin. Peristiwa itu adalah salah satu episode terkelam sepanjang sejarah Sri Lanka, terlebih bagi umat Kristen di sana.

Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene menyatakan aksi bom bunuh diri berkaitan dengan serangan balasan terhadap peristiwa penembakan Christchurch oleh ekstremis sayap kanan yang menewaskan 50 orang muslim.

Analisis forensik dari lokasi kejadian menemukan petunjuk bahwa ada tujuh pelaku yang melakukan aksi bom bunuh diri.

Laporan jurnalis Praveen Swami untuk First Post pada Rabu (24/4) menyebut dua pelaku bom Minggu Paskah adalah kakak beradik, Inshaf Ahmed Ibrahim (33) dan Ilham Ahmed Ibrahim (31) yang meledakkan diri di hotel Cinnamon Grand dan hotel Shangri-La. Keduanya adalah anak dari Mohammed Yusuf Ibrahim, seorang pengusaha kaya nan terpandang di Sri Lanka.

Penyidik terus mengumpulkan informasi dari keluarga Ibrahim tentang keberadaan kamp pelatihan yang diduga digunakan untuk latihan para pelaku pengeboman di wilayah terpencil di Wanathawilluwa beserta keterkaitannya dengan jaringan internasional yang lebih luas.

Dua hari kemudian, Selasa (23/4), ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengklaim bertanggung jawab atas aksi pemboman dan memuji para pelaku sebagai “pejuang Negara Islam”. ISIS menyatakan aksi pemboman dimaksudkan untuk mengargetkan orang-orang Kristen serta warga negara dari koalisi yang memerangi kelompoknya.

Klaim ISIS ini mulanya ditanggapi dengan hati-hati. Pasalnya, ISIS memang punya kebiasaan mengklaim berbagai aksi teror internasional. Pemerintah Sri Lanka terlebih dahulu mengarahkan tuduhan pada kelompok Islam lokal bernama National Thowheeth Jamaath (NTJ) atau Jamaah Tauhid Nasional (Jamā'at at-Tawḥīd al-Waṭanīyah) di balik serangan bom bunuh diri.

"Kelompok Jamaah Tauhid Nasional yang melakukan serangan dan memiliki hubungan dekat dengan JMI (Jamaat-ul-Mujahidin India) kini terungkap," ujar Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene pada Selasa (23/4) dikutip dari New Arab.

Dua kelompok yang dituding pemerintah Sri Lanka ini diketahui hanya kelompok kecil baru yang kurang menonjol. JMI diduga baru berdiri tahun lalu dan berafiliasi dengan kelompok dengan nama yang sama di Bangladesh.

Sedangkan NTJ, dikutip dari BBC, diyakini sebagai sempalan dari organisasi Islamis ekstremis Sri Lanka Thowheed Jamath (SLTJ) yang mulai dikenal publik saat sekretarisnya Abdul Razik ditangkap pada 2016 dengan tuduhan menghasut kebencian kepada umat Buddha Sri Lanka. Razik kemudian mengeluarkan pernyataan minta maaf.

Kelompok NTJ yang didirikan di Kattankudy, sebuah kota yang didominasi penduduk Muslim di Sri Lanka timur, telah menggeliat selama tiga tahun terakhir. Sumber lain menyebutkan organisasi ini merupakan cabang dari Jamaah Tauhid Tamil Nadu (TNTJ). Namun, sekjen TNTJ Abdul Rahman menolak kelompoknya dikaitkan dengan NTJ.

Beberapa laporan menyebut sepak terjang NTJ terkait dengan serentetan aksi vandalisme menargetkan vihara-vihara Buddha di Mawanella, Sri Lanka tengah pada Desember 2018. NTJ dilaporkan juga terlibat bentrokan skala kecil dengan ormas Muslim lainnya yang saling berseberangan paham. Selebihnya, tak banyak yang bisa dikulik dari aktivitas NTJ yang masih baru dan dianggap kecil ini.

Simpatisan ISIS

NTJ memang bukan organisasi sembarangan jika melihat pola serangan bom bunuh diri terencana di sejumlah gereja yang menyasar orang Kristen dan hotel-hotel mewah tempat orang asing menginap. Pasalnya, aksi bom bunuh diri dilakukan oleh tujuh orang, tersebar di enam lokasi di tiga kota yang berbeda.

Moulvi Zahran Hashim atau Abu Ubaida diduga sebagai otak serangan bom bunuh diri di Minggu Paskah. Hindustan Times menyebut Hashim sebagai pentolan kelompok NTJ. Ceramah-ceramah Hashim di media sosial kerap mengumbar ujaran kebencian, hasutan kekerasan, dan cacian terhadapa agama lain. Selama dua tahun terakhir, Hashim mendapatkan ribuan pengikut dan menarik perhatian para pemerhati gerakan ekstremis.

Tiga tahun lalu Hashim berbaiat kepada ISIS. Ia mengirim 36 orang Sri Lanka ke Suriah untuk bergabung dengan milisi ISIS. Mohammad Muhsin Nilam, salah satu dari 36 warga Sri Lanka itu, dilaporkan terbunuh di dekat Raqqa dalam sebuah serangan udara pada 2015.

Ketika ISIS mengklaim mendalangi aksi teror Minggu Paskah, media Al Ghuraba yang terafiliasi dengan Amaq merilis video yang menampilkan delapan orang dengan wajah tertutup tengah berdiri dengan latar bendera hitam ISIS. Dilansir dari Asia Times, satu orang yang wajahnya tak ditutupi diduga adalah Zahran Hashim. Dalam bahasa Arab dan Tamil, mereka menjelaskan lokasi target seraya memperkenalkan nama samaran masing-masing, yaitu Abu Ubaida, Abul Mukhtar, Abul Khalil, Abul Mukhtar, Abu Hamza, Abul Baraa, Abu Muhammad, dan Abu Abdillah. Tak lupa mereka juga menyatakan sumpah setia kepada Abu Bakar Al-Baghdadi.

Video tersebut tak menampilkan tanggal pelaksaaan aksi pemboman. Dalam sebuah teks bahasa Inggris, mereka hanya menyertakan peringatan, “Wahai Tentara Salib ... Hari berdarah ini adalah hadiah kami untuk kalian."

Dalam kicauannya di Twitter, jurnalis New York Times Rukmini Callimachi yang menggeluti dokumen-dokumen ISIS menyatakan video itu tak bisa langsung membuktikan bahwa kelompok tersebut telah berkomunikasi langsung dengan ISIS. Yang jelas terlihat, kelompok itu terilhami ISIS dan kekerasannya akan dilihat sebagai bagian dari ISIS.

Dalam konteks serangan teror di luar wilayah pusatnya, ISIS biasanya mengklaim dua tipe serangan, yakni serangan terarah yang dilakukan kombatan yang mereka utus dan serangan yang terilhami ISIS dengan simpatisan sebagai pelakunya. Di mata ISIS, kedua jenis serangan ini sah untuk diakui

Senada dengan Rukmini, pejabat intelijen India yang menggeluti jejaring radikalisme dan terorisme menyatakan kelompok NTJ tampaknya terinspirasi oleh ISIS dan didorong oleh jaringan regional, alih-alih kepemimpinan pusat ISIS. Mereka percaya bahwa sel teroris di Sri Lanka masih menjalin kontak dengan kombatan ISIS dari Bangladesh dan Maladewa meski belum jelas sejauh mana kontak dengan para pemimpin kelompok-kelompok jihadis di Asia Barat telah berjalan.

Dewan Muslim Sri Lanka sudah memperingatkan kepada para pejabat Sri Lanka tentang ekstremnya materi khutbah yang diserukan Hashim selama tiga tahun belakangan. Di kalangan Muslim Sri Lanka, Hashim dikenal sebagai tokoh pemecah belah. Namun, pemerintah Sri Lanka cenderung melihat Hashim tak lebih dari seseorang yang sekadar mencari popularitas di muka publik.

Sepuluh hari sebelum serangan bom Minggu Paskah, seorang pejabat kepolisian Sri Lanka sudah memperingatkan bahwa Hashim dan NTJ berencana akan menyerang gereja.

"Intelijen luar negeri telah memberi tahu bahwa Mohammed Cassim Mohamed Zaharan alias Zaharan Hashmi [sic] pemimpin Jemaat Tauhid Nasional dan para pengikutnya sedang merencanakan serangan bunuh diri di negara ini," tulis New York Times. Namun, informasi itu malah tak ditindaklanjuti dengan serius oleh aparat sampai akhirnya pemboman Minggu Paskah yang menewaskan ratusan orang benar-benar terjadi.

Menurut Joshua A Geltzer, direktur senior untuk kontraterorisme AS di pemerintahan Obama, kelompok-kelompok militan lokal memang seharusnya tak pernah dipandang sepele karena mereka juga sanggup melakukan serangan berskala besar tanpa bantuan pihak luar.

"Saya tak terkejut jika kelompok teroris regional yang lebih kecil dapat melakukan serangan sebesar ini. Di zaman ini, strategi dan taktik teroris disebarluaskan secara digital," kata Geltzer dikutip dari New York Times.

Infografik Jamaah Tauhid Nasional Sri Lanka

undefined

Dilansir dari Sri Lanka Mirror, pada Januari 2019 kepolisian Sri Lanka di Puttalam menggerebek sebuah perkebunan kelapa dan menemukan 100 kg bahan peledak C4, 100 detonator, 75 kg amonium nitrat dan potasium klorat, serta enam kaleng asam nitrat berkapasitas 20 liter yang dipendam di perkebunan kelapa.

Laporan yang muncul saat itu memang tak menyebut nama kelompok yang terlibat. Tetapi informasi tentang keberadaan bahan peledak berkekuatan tinggi ini didapat dari interogasi para tersangka kasus perusakan patung-patung Buddha pada Desember 2018 yang terkait dengan kelompok NTJ.

Banyak pihak yang dirugikan atas peristiwa pemboman ini menyalahkan pemerintah Sri Lanka atas kegagalannya menindaklanjuti peringatan teror. Dalam pidato nasional pertamanya sejak serangan itu, Presiden Maithripala Sirisena mengumumkan akan melakukan perombakan besar di jajaran aparat keamanan Sri Lanka.

"Saya harus jujur dan mengakui bahwa ada penyimpangan di pihak pejabat pertahanan," kata Sirisena.

Sri Lanka merupakan negara kepulauan di Samudra Hindia yang dirusak perang saudara selama puluhan tahun yang berakhir pada 2009. Sebanyak 70 persen warga Sri Lanka adalah pemeluk Buddha dan hanya 10 persen warga yang beragama Islam. Sebanyak 12,5 persen memeluk Hindu dan 7,3 persen Kristen.

Hanya sedikit catatan sejarah kekerasan yang dilakukan Islamis militan. Sejak 1980-an, aksi bom bunuh diri memang muncul di negeri ini tetapi itu dilakukan oleh gerilyawan dari etnis minoritas Tamil yang mayoritas Hindu. Tuntutan mereka adalah kemerdekaan dan tak didorong oleh motif keagamaan.

Baca juga artikel terkait BOM DI SRI LANKA atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Politik
Penulis: Tony Firman
Editor: Windu Jusuf