tirto.id - Wilayah Jakarta ditengarai semakin macet, terlihat dari rerata waktu tempuh jarak 10 kilometer (km) yang meningkat.
Menurut laporan bertajuk "Traffic Index 2022" garapan produsen sistem navigasi global TomTom, untuk menempuh jarak 10 km di Jakarta pada 2022 dibutuhkan waktu rata-rata 19 menit, lebih lama 1 menit 20 detik ketimbang tahun sebelumnya. Artinya, untuk orang-orang yang tinggal di kota penyangga Jakarta seperti Bogor, misalnya, yang jaraknya 56,8 km, bisa-bisa menghabiskan 1,7 jam, nyaris 2 jam, di jalan.
Di antara negara-negara Asia Tenggara yang masuk dalam laporan ini, hanya ibu kota Filipina (Manila) yang kondisi kemacetannya lebih parah dibanding Jakarta. Kota itu mencatat level kemacetan terparah kedua di dunia pada tahun 2022, dengan rata-rata waktu tempuh untuk jarak 10 km yaitu 24 menit 30 detik.
Adapun dalam laporan lengkapnya, TomTom memantau 390 kota dari 56 negara di dunia.
Berdasarkan pantauan real time dari live traffic TomTom per 17 Maret 2023, dalam sepekan terakhir, pada hari kerja (Senin-Jumat) terdapat dua puncak waktu kemacetan di Jakarta setiap harinya, yakni pukul 8 pagi dan 6 sore.
Dari data 7 hari ini terlihat, hari Jumat sore menjadi hari dengan kemacetan paling parah. Waktu tempuhnya untuk jarak 10 km adalah 28 menit 50 detik, 4 menit 57 detik lebih lama dari waktu perjalanan biasa.
Sementara kala pagi, periode paling macet di Jakarta dalam seminggu terakhir yakni Rabu pukul 8, yang mencatat waktu tempuh 26 menit 10 detik untuk jarak 10 km. Angka itu 6 menit 50 detik lebih lama dibanding waktu perjalanan biasa.
Laporan real time itu juga senada dengan pola kemacetan yang diungkap TomTom Traffic Index 2022. Disebutkan, hari Jumat antara pukul 5-6 sore merupakan waktu lalu lintas paling padat di Jakarta. Untuk menempuh jarak 10 km dibutuhkan waktu sekitar 25 menit 10 detik.
TomTom Traffic Index 2022 juga memetakan secara umum rata-rata waktu seseorang berkendara. Di Jakarta angkanya mencapai 169 jam dalam setahun.Dari waktu tersebut, 75 jam di antaranya dihabiskan dalam kendaraan imbas macet. Itu artinya setiap tahun, akibat kemacetan, warga Jakarta kehilangan sekira 3 hari.
Editor: Farida Susanty