tirto.id - Promotor konser Arzillo Indonesia bekerja sama dengan CMA Entertainment akan menggelar perhelatan akhir tahun 2019 dengan menggandeng Didi Kempot dalam acara yang bertajuk ‘The Lord of Loro Ati’.
Konser Didi Kempot ini akan diselenggarakan pada, Jumat, 6 Desember 2019, bertepat di The Pallas SCBD, Jakarta Selatan.
Tiket konser “The Lord of Loro Ati” sudah bisa didapatkan melalui aplikasi GO–TIX sejak 28 Oktober 2019 lalu.
Tiket Pre-Sale 1 dan Pre-Sale 2 konser ini sudah sold out dalam kurun waktu 2 hari saja. Bagi para sobat ambyar yang belum memiliki tiket tetapi ingin hadir dalam konser ‘The Lord of Loro Ati ’ tiket kategori festival masih bisa didapatkan dengan harga Rp350.000.
Pihak promotor dan CMA Entertainment menggandeng penyanyi legendaris ini, karena melihat antusiasme dari kaum milenial yang sangat menunggu-nunggu saat berdendang bersama dengan pelantun lagu ‘Stasiun Balapan’.
Sebagaimana ditulis di siaran pers yang diterima Tirto, acara ini akan dikemas lebih intim dengan menghadirkan sebuah pagelaran musik dengan nuansa yang kekinian namun tetap memasukan unsur-unsur budaya seperti tarian tradisional yang akan dipadukan dengan lagu-lagu milik Didi Kempot yang tentunya akan memberikan kesan terhadap para penontonnya.
“Arzillo bergabung dengan CMA Entertainment karena kami berdua mempunyai visi dan misi yang sama bahwa musik dengan unsur tradisional kini sudah semakin diterima dan mampu bersaing dengan musik - musik yang ada sekarang ini. Selain itu menurut Arzillo, CMA Entertainment mempunyai kredibilitas dan komitmen yang tinggi untuk memajukan industri musik Indonesia” jelas Roy Siregar selaku Direktur Utama Arzillo Indonesia, dalam siaran persnya.
Didi Kempot adalah penyanyi campursari asal Surakarta. Gagrak campursari, sebagaimana namanya, merupakan jenis musik yang menggabungkan banyak warna: Barat, Timur, tradisi lokal, hingga dangdut.
Darah kesenian mengalir deras di lingkungan keluarga Didi Kempot. Ayahnya, Ranto Edi Gudel, adalah pelawak. Sementara sang kakak, Mamiek Prakoso, merupakan salah satu pilar kelompok dagelan Srimulat.
Pada pertengahan 1980-an, Didi Kempot memutuskan untuk terjun ke dunia musik. Ia mengawali langkahnya di jalanan, dari Yogyakarta sampai Jakarta, sebagai seorang pengamen. Namanya yang semula Didi Prasetyo pun berubah jadi “Didi Kempot”—merujuk pada singkatan Kelompok Penyanyi Trotorar.
Seiring waktu, Didi Kempot ingin menyeriusi karier bermusiknya. Ia lantas memilih campursari. Alasannya, Didi Kempot prihatin dengan sedikitnya anak-anak muda yang tertarik akan musik ini.
Editor: Agung DH