tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kota Mataram antara lain: Taman Udayana, Islamic Center .
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kota Mataram umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Hubbul Wathan Islamic Centre yang dikategorikan sebagai Masjid Raya. Masjid ini dibangun pada 2014. Sementara untuk daya tampung, Masjid Hubbul Wathan Islamic Centre bisa diisi 150 - 200 jamaah.
Selain Masjid Hubbul Wathan Islamic Centre, umat muslim di Kota Mataram bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Al-I'anah. Masjid Jami. Alamat Masjid Al-I'anah ada di Komplek Asrama AURI. Masjid ini dibangun pada 1970. Daya tampung, Masjid Al-I'anah bisa diisi > 200 jamaah.
Alamat Masjid Nurul Hidayah ada di Jl. Candi Pawon Getap. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kota Mataram juga dapat melakukan tarawih di Masjid Nurul Hidayah. Masjid Masjid Nurul Hidayah termasuk dalam jenis masjid Masjid Jami. Masjid ini dibangun pada 1965. Daya tampung, Masjid Nurul Hidayah bisa menampung > 200 jamaah.
Bagi masyarakat Kota Mataram yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.
Tausiah Harian
Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.
Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.
Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.
Penulis: M. Alvin Nur Choironi
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH
