tirto.id - Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengundurkan diri dari jabatannya setelah berhari-hari menentang perintah Kongres Nasional Afrika (African National Congress/ANC) yang berkuasa untuk meninggalkan kantor. Ia akhirnya mundur pada malam di tengah mosi tidak percaya dari parlemen.
Dalam pidato di televisi, Rabu (14/2/2018) malam, pria berusia 75 tahun tersebut mengatakan bahwa dia adalah anggota ANC yang disiplin dan telah mengabdikan hidupnya.
"Saya tidak takut tidak adanya kepercayaan atau pemakzulan ... Saya akan terus melayani rakyat Afrika Selatan dan ANC. Saya akan mendedikasikan hidup saya untuk terus bekerja demi pelaksanaan kebijakan organisasi kami," kata Zuma, seperti dikutipThe Guardian.
"Tidak ada kehidupan yang hilang atas nama saya. ANC seharusnya tidak pernah terbagi atas nama saya. Oleh karena itu saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai presiden republik ini dengan segera. "
Pengunduran diri tersebut mengakhiri hari yang luar biasa dalam politik Afrika Selatan. Dimulai dengan penyergapan fajar sebuah keluarga pebisnis kontroversial yang diduga melakukan transaksi ilegal dengan Zuma di tengah tuduhan korupsi presiden itu baru-baru ini.
Pada siang hari, pejabat ANC mengumumkan bahwa mereka akan ikut memilih mosi tidak percaya dari partai oposisi di parlemen pada Kamis (15/2/2018).
Sore harinya, Zuma memberikan wawancara TV dengan marah dan bertele-tele guna membenarkan penolakannya mematuhi perintah partainya sendiri untuk mengundurkan diri. Meski begitu, pidato pengunduran dirinya pada malam hari terlihat lebih percaya diri dan hangat.
Zuma memulai dengan sebuah lelucon dengan wartawan tentang waktu yang sudah larut, dan tawa khasnya. Dia mengucapkan terima kasih kepada ANC dan Afrika Selatan atas hak istimewa untuk melayani mereka. Ia kemudian menyampaikan terima kasih dan selamat tinggal dalam tiga bahasa lokal.
Pengunduran diri Zuma meninggalkan jalan yang jelas bagi wakil presiden, Cyril Ramaphosa. Ia akan mengambil alih kepemimpinan ANC pada bulan Desember, untuk dipilih oleh parlemen menjadi presiden.
Zuma adalah mantan aktivis anti-apartheid yang telah memimpin ANC sejak 2007. Ia menjadi presiden Afrika Selatan sejak 2009.
Masa jabatannya telah dirusak oleh kemerosotan ekonomi dan banyak tuduhan korupsi. Ini dinilai telah merusak citra dan legitimasi partai yang menyebabkan orang Afrika Selatan merdeka pada tahun 1994.
Krisis politik yang kacau akhir-akhir ini telah semakin merusak ANC, dan membuat marah banyak orang Afrika Selatan yang semakin tidak sabar dengan prosedur internal buram partai tersebut.
Ramaphosa memenangkan pemilihan internal yang sengit pada bulan Desember dan dipandang sebagai pembawa standar sayap reformis partai tersebut.
Ahli strategi partai menginginkan agar Zuma dikesampingkan secepat mungkin agar ANC bisa berkumpul kembali sebelum kampanye dimulai untuk pemilihan tahun 2019.
Jessy Duarte, wakil sekretaris jenderal partai tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa ANC "tidak merayakan" terkait "momen yang sangat menyakitkan" ini.
Duarte mengatakan: "Setelah mengambil keputusan sulit untuk mengingat Kamerad Zuma, ANC tetap memberi penghormatan atas kontribusi luar biasa yang telah dia berikan dan mengungkapkan rasa terima kasihnya yang dalam kepadanya atas peran yang telah dia lakukan dalam ANC selama 60 tahun.”
Neeshan Balton, direktur eksekutif yayasan Ahmed Kathrada, sebuah LSM yang didedikasikan untuk nilai-nilai perjuangan kebebasan, mengatakan pengunduran diri Zuma akan disambut dengan "helaan lega dari semua orang Afrika Selatan".
"Untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, orang Afrika Selatan dapat bersuka cita bahwa matahari telah terbenam di era Zuma. Kita akhirnya bisa merayakannya. Presiden, yang telah menjadi simbol erosi integritas negara, telah meninggalkan jabatannya," katanya menambahkan.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari