tirto.id - "Oemar Bakri... Bikin otak orang seperti otak Habibie."
Begitulah cara Iwan Fals mengambarkan pentingnya sosok guru karena mampu menciptakan tokoh segenius Presiden ke-3 RI BJ Habibie, tapi tak pernah mendapatkan gaji yang setimpal dengan usahanya atau yang Iwan sebut "seperti dikebiri".
Habibie memang telah mangkat, tetapi namanya abadi di dalam karya Iwan Fals. Melalui akun Twitternya, Iwan juga turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Habibie. "Innalilaji wa innailaihi rojiun...Selamat Jalan Pak," tulis Iwan Fals seraya menyertakan foto Habibie.
Dari sekian banyak prestasinya, Habibie mungkin paling terkenal atas penemuan crack propagation theory, yang berguna untuk mengurangi risiko kecelakaan pesawat ukuran besar.
Crack propagation theory atau teori perambatan keretakan merupakan model matematika untuk memprediksi perilaku perambatan retak pada struktur pesawat hingga tingkat atom.
Teori ini penting sebab, sebelum Habibie merintis karier di dunia dirgantara, banyak kecelakaan pesawat yang terjadi akibat kegagalan struktural.
Mungkin atas dasar ini Iwan Fals memilih nama Habibie untuk dijadikan contoh sebagai sosok genius. Tapi tidak hanya Habibie saja yang pernah dijadikan sumber inspirasi oleh Iwan. Ia juga pernah mengenang kepergian Wakil Presiden pertama Muhammad Hatta di dalam lagunya.
Hatta atau kerap disapa Bung Hatta adalah negarawan sekaligus ekonom yang menjadi Wakil Presiden pertama RI mendampingi Sukarno. Di sisi lain, Hatta juga merupakan Bapak Koperasi Indonesia. Ia dianggap sangat berjasa bagi perkembangan perekonomian Indonesia, juga berkat pidatonya dalam peringatan Hari Koperasi Nasional pada 21 Juli 1951.
Ia termasuk salah satu orang yang konsisten menyerukan kemerdekaan Indonesia dari Belanda sehingga Hatta harus merasakan hidup di pembuangan hingga bertahun-tahun, termasuk ke pembuangan legendaris Tanah Merah Boven Digoel di pedalaman Papua.
Saking kekeh memperjuangkan kemerdekaan, Hatta tak akan mau menikah sebelum Indonesia merdeka. Setelah Indonesia merdeka, barulah Hatta menikah dengan Rachmi. Itupun tanpa uang dan perhiasan sebagai mas kawin. Hatta menjadikan buku yang ditulisnya, "Alam Pikiran Yunani", sebagai mas kawin ketika menikahi Rachmi pada 18 November 1945.
Hatta barangkali sadar hidup sebagai musuh pemerintah kolonial sangat berat. Berbagi derita dengan istri adalah hal merepotkan. Tak beristri membuat Hatta kuat selama dalam pembuangannya, termasuk di Boven Digoel.
Setelah Indonesia merdeka, Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden sejak 1945 hingga 1956. Dia adalah Wakil Presiden pertama dan terlama. Dia pernah menjadi Perdana Menteri juga. Setelah tidak menjadi Wakil Presiden, dia menjadi pengajar.
Hatta meninggal pada usia 77 pada 14 Maret 1980 di Jakarta. Ia dimakamkan di pekuburan umum Tanah Kusir, Jakarta. Kehidupannya yang sederhana, kecerdasannya, banyak menginspirasi orang Indonesia.
Sosok Hatta kemudian diabadikan Iwan Fals ke dalam lagunya berjudul "Bung Hatta". Iwan Fals satu dari sekian banyak orang Indonesia yang merasakan kehilangan atas kepergian Bung Hatta.
Berikut Lirik Lagu Iwan Fals Berjudul Bung Hatta:
Tuhan, terlalu cepat semua
Kau panggil satu-satunya yang tersisa
Proklamator tercinta
Jujur, lugu, dan bijaksana
Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa
Rakyat Indonesia
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu
Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga, berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu
Hujan air mata dari pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu
Terbayang baktimu, terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga, berkafan doa
Dari kami yang merindukan orang
Sepertimu
Editor: Agung DH