Menuju konten utama

Isu 7 Kontainer Surat Suara Sudah Tercoblos, KPU: Itu Bohong

KPU tidak menemukan tujuh kontainer yang disebut-sebut berasal dari Cina dan membawa masing-masing 10 juta surat suara.

Isu 7 Kontainer Surat Suara Sudah Tercoblos, KPU: Itu Bohong
Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) memperlihatkan contoh surat suara Pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Senin (10/12/2018). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung bergerak ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam untuk mengecek isu ditemukannya tujuh kontainer surat suara pemilu yang telah dicoblos. Hasilnya, KPU tak menemukan tujuh kontainer yang disebut-sebut berasal dari Cina dan membawa masing-masing 10 juta surat suara.

"Hari ini kami memastikan, berdasarkan keterangan yang didapat oleh pihak bea cukai, tidak ada kebenaran tentang berita 7 kontainer tersebut, itu tidak benar," ujar Ketua KPU Arief Budiman di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (2/1/2019) malam.

KPU juga membantah adanya kabar tentang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang menemukan surat suara tersebut.

"Tidak ada juga kabar bahwa ada TNI AL yang menemukan itu, dan tidak benar bahwa KPU dikatakan telah menyita 1 kontainer tersebut. Jadi semua berita itu bohong!" imbuhnya.

Saking kesalnya, Arief meminta polisi segera menangkap pelaku pembuat dan penyebar berita bohong tersebut.

"Jadi orang-orang jahat yang mengganggu pemilu kita, yang mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu itu harus ditangkap, kami akan lawan," tegas Arief.

"Jadi kami sangat berharap pelakunya segera ditangkap," tambahnya.

Isu tentang penemuan surat suara ini mengemuka setelah Andi Arief menyampaikan hal tersebut di akun Twitternya pada pukul 20.05 WIB tadi malam. Namun, tak berapa lama, cuitan itu sudah dihapus oleh Andi Arief sendiri.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di tanjung Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar," tulisnya.

Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin yang turut melakukan sidak ini mengatakan kehadiran KPU dan Bawaslu pada tengah malam ini agar masyarakat tak terprovokasi dengan segala informasi yang menyesatkan.

Menurut Afif, segala informasi yang tidak benar dan mengganggu jalannya tahapan Pemilu harus segera diklarifikasi oleh penyelenggara dan pengawas Pemilu.

"Saya kira ini menjadi bagian penting kebersamaan penyelenggara untuk memastikan, berita bohong harus kita lawan, berita bohong harus kita klarifikasi kebenarannya," pungkas Afif.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno