tirto.id - Insiden penyerangan secara brutal yang terjadi di Istanbul, Turki, pada malam tahun baru, Minggu (1/1/2017) pukul 01.15 waktu setempat diklaim oleh ISIS. Melalui saluran telegramnya, ISIS menyebut pelaku tunggal penembakan yang menewaskan 39 orang di sebuah klub malam itu adalah salah satu personilnya.
Klaim serupa juga disiarkan oleh Kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan ISIS. "Dia menembakkan senjata otomatisnya sebagai pembalasan dari agama Tuhan dan menjalankan perintah dari pemimpin Negara Islam, Abu Bakr al-Baghdadi," demikian sebut Amaq.
Turki selama ini sering memasang sikap anti-ISIS dan bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Pada Agustus 2016 lalu, Turki turut melancarkan serangan ke Suriah untuk mengusisr ISIS dari negara perbatasan tersebut. Otoritas Turki sendiri sudah sejak 26 Desember 2016 lalu melakukan operasi dan telah menangkap 147 orang yang diduga terlibat dengan ISIS.
Insiden berdarah itu sendiri terjadi di klub malam terkenal bernama Reina yang terletak di pantai Selat Bosphorus selang satu jam lebih setelah detik-detik pergantian tahun. Sebanyak 39 orang tewas dan 69 orang lainnya cedera.
Pelaku serangan dengan senjata senapan otomatis menembaki orang-orang yang sedang berpesta dalam perayaan tahun baru di dalam klub malam tersebut. Banyak pengunjung yang mencebur ke Selat Bosphorus untuk menyelamatkan diri dari penembak massal itu saat secara acak dia memuntahkan peluru dari senapannya. Saksi mata menyebutkan pelaku dengan bebas berjalan sambil memuntahkan peluru dari senapan otomatisnya.
Serangan brutal tersebut tak pelak mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). "Anggota Dewan Keamanan PBB mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan kejam dan barbar tersebut di satu klub malam di Istanbul, pada 1 Januari 2017," demikian rilis pers DK PBB, Senin (2/1/2017).
"Anggota Dewan Keamanan PBB menyampaikan belasungkawa dan simpati mereka yang paling dalam kepada keluarga korban dan Pemerintah Turki dan mendoakan mereka yang cedera segera pulih sepenuhnya. Setiap tindakan terorisme adalah kejahatan dan tak bisa dibenarkan, tak peduli apa pun alasannya, di mana pun, kapan pun terjadinya dan siapa pun pelakunya,” lanjutnya.
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya