Menuju konten utama

ISESS: Manajemen Pengamanan Polri Tak Optimal di Kasus Arema

Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan merupakan bukti bahwa polisi tak menjalankan manajemen pengamanan dengan baik.

ISESS: Manajemen Pengamanan Polri Tak Optimal di Kasus Arema
Suporter menyalakan lilin dalam aksi keprihatinan Tragedi Stadion Kanjuruhan di depan Kantor Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Jakarta, Minggu (2/10/2022). AP/ Dita Alangkara.

tirto.id - Pengamat keamanan Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyebut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan merupakan bukti bahwa polisi tak menjalankan manajemen pengamanan dengan baik.

"Insiden dalam pertandingan sepak bola sudah sering terjadi, tetapi tak mengakibatkkan korban yang semasif kali ini. 125 nyawa hilang itu bukan sekedar angka statistik tetapi fakta bahwa sistem manajemen pengamanan tidak dilakukan dengan baik," ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 4 Oktober 2022.

Hal tersebut, menurut Bambang, terbukti dengan adanya penggunaan gas air mata yang disemprotkan pada penonton yang berada di tribun yang belum tentu melakukan kesalahan.

"Sebagai sebuah industri olah raga sepak bola, tentunya (pengamanan) harus mengikuti statuta FIFA sebagai pemegang otoritas sepak bola dunia," kata Bambang.

Faktanya, FIFA memang melarang petugas membawa dan menggunakan gas air mata di stadion. Berdasarkan FIFA Stadium Safety and Security Regulations pasal 19 huruf b tertulis bahwa petugas lapangan dan/atau polisi dilarang menggunakan bahkan membawa senjata api dan “gas pengendali massa” di stadion.

Larangan penggunaan gas air mata ini juga berlaku meskipun untuk melindungi para pemain, pejabat, serta menjaga ketertiban umum.

Berdasarkan keterangan polisi, diketahui sebanyak 125 orang tewas akibat kejadian ini. Masalah ini bermula ketika polisi menembakkan gas air mata kepada Aremania, suporter klub Arema, yang dianggap anarkis oleh kepolisian.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan tidak semua suporter turun ke lapangan dan tidak semua melakukan aksi anarkis. Ia pun menegaskan bahwa kepolisian bertindak merespons sikap pendukung.

Imbas dari tragedi di Stadion Kanjuruhan ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.

Baca juga artikel terkait KERICUHAN DI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Maya Saputri