tirto.id - Sejumlah pihak asing tertarik untuk menanamkan investasi mereka dalam wujud Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Gorontalo, Sulawesi, mengingat di wilayah tersebut menyimpan potensi panas bumi yang cukup besar.
Investor-investor tersebut berasal dari Kuwait, yakni Rajan Ethirajan dari perusahaan PT Al Subol General Trading, dan Arab Saudi, yakni Jiju Thundiyil John, yang menyatakan bahwa mereka tertarik berinvestasi dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Gorontalo.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo Budianto Sidiki, Rabu (12/10/2016), mengatakan, keinginan kedua investor tersebut untuk berinvestasi di Gorontalo, khususnya energi panas bumi, muncul setelah sebelumnya Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyampaikan beberapa potensi daerah dalam pembukaan "Indonesia Midle East Update 2016" di daerah itu.
Sesuai data dari Kementerian ESDM, provinsi Gorontalo menunjukan adanya potensi energi panas bumi atau Geothermal terlebih di Kabupaten Bone Bolango, yang mampu menghasilkan pasokan listrik hingga 110 Megawatt (MW), serta 20 MW di Kabupaten Gorontalo.
"Namun untuk mengelola potensi itu, ada sedikit kendala yaitu pada proses lelang nantinya," kata Budianto. Menurutnya, hal ini berkaitan dengan regulasi di tingkat pusat, namun pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar calon investor ini tetap tertarik mengucurkan dananya untuk berinvestasi di Gorontalo.
Soal regulasi dan aturan perizinannya nanti, lanjut Budianto, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie sudah menjamin akan mengeluarkan kebijakan untuk mempermudah dan memperpendek apa yang menjadi syarat sebuah perusahaan asing untuk berinvestasi.
"Meskipun ketersediaan listrik di Gorontalo sudah surplus, tapi dua hingga tiga tahun ke depan kita tetap butuh tambahan energi listrik," jelasnya.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara