Menuju konten utama

Inovasi Grab untuk Kelangsungan UMKM

Faktor yang memperlambat pertumbuhan UMKM tak hanya soal permodalan, tetapi juga jaringan.

Inovasi Grab untuk Kelangsungan UMKM
GrabMerchant untuk UMKM. foto/grab indonesia

tirto.id - Kecil-kecil cabai rawit. Peribahasa ini cocok untuk menggambarkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang kecil tetapi ampuh.

Tak hanya berkontribusi besar (sekitar 60%) terhadap total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Bank Indonesia menyebut 96 persen UMKM berhasil selamat dari sejumlah goncangan krisis yang menumbangkan perusahaan-perusahaan raksasa.

Kini pandemi Covid-19 kembali menguji ketahanan UMKM. Bagaimana tidak, pola belanja orang-orang telah beralih ke daring alias online. Berdasarkan hasil survei MarkPlus Inc, transaksi belanja online perdagangan ritel melonjak 6 kali lipat selama pandemi. Ini membuat para pelaku UMKM yang belum familiar dengan ekosistem digital kehilangan pemasukan, sementara mereka yang lebih dulu fasih digital dituntut kian kreatif dan terus inovatif agar tak tenggelam dalam persaingan.

Faktor yang memperlambat pertumbuhan UMKM rupanya tak hanya soal permodalan, menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Mardani H. Maming, soal jaringan juga menjadi tantangan. Satu-satunya jalan untuk merambah pasar yang lebih luas adalah dengan melek digital, padahal sampai saat ini 87 persen UMKM masih berada di ranah luring atau offline.

Inovasi di Tengah Pandemi

Pemerintah memiliki 5 skema besar untuk membantu UMKM dalam menghadapi pandemi. Skema tersebut berupa pemberian bantuan langsung; insentif perpajakan; restrukturisasi kredit; bantuan modal kerja darurat; dan meminta seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah menjadi garda terdepan dalam pemulihan ekonomi UMKM.

Namun berat jika harus bergerak sendirian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, terdapat 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, karenanya pemerintah pun membutuhkan bantuan dari berbagai pihak sesuai kapasitas masing-masing: masyarakat, BUMN, hingga swasta. Maka Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI Teten Masduki menyambut baik ketika Grab menunjukkan komitmen untuk membantu para pelaku UMKM lewat peluncuran GrabMerchant.

“UMKM adalah sektor yang menjaga roda perekonomian kita tetap berputar, oleh karena itu kita harus memastikan kelangsungan bisnis mereka di tengah masa transisi ke arah tatanan kehidupan baru atau new normal,” kata Teten dalam konferensi pers virtual Kamis lalu (11/6).

GrabMerchant merupakan platform all-in-one yang ditujukan untuk membantu UMKM Indonesia bertransformasi menjadi bisnis online, berkembang di era ekonomi digital, dan beradaptasi dengan tatanan baru. Serangkaian fitur dan layanan digitalnya disediakan agar pelaku UMKM bisa menjalankan bisnis online secara menyeluruh sekaligus mengoptimalkan bisnis dan mendorong efisiensi biaya operasional. Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play Store dan akan segera menyusul untuk pengguna iOS.

Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi berujar, “Platform GrabMerchant ini merupakan salah satu wujud dari komitmen jangka panjang kami ‘Grab for Good’ untuk membantu percepatan transformasi digital para UMKM di Indonesia, dengan menyediakan solusi bisnis yang mudah digunakan untuk membantu mereka memulai, menjalankan, dan mengembangkan bisnis online mereka secara mandiri.”

Pendaftaran GrabMerchant pun mudah karena bisa dilakukan secara digital. Para pelaku bisnis kuliner hanya perlu mengunduh aplikasi GrabMerchant, mengikuti proses pendaftaran, dan langsung dapat mulai berjualan di GrabFood dalam waktu paling cepat 24 jam. Fitur utamanya, antara lain, Marketing untuk meningkatkan penjualan dan Laporan Bisnis untuk mengevaluasi penjualan serta efektivitas pemasaran.

“Pandemi COVID-19 telah menunjukkan pentingnya digitalisasi. UMKM yang telah mengadopsi teknologi digital dapat terus beroperasi selama masa PSBB, dan dapat meminimalisir dampak pandemi terhadap bisnis mereka. Platform GrabMerchant terbaru dari Grab adalah inovasi yang sangat dibutuhkan saat ini, dan akan sangat membantu mempercepat transformasi digital para UMKM di Indonesia sehingga mereka dapat beradaptasi dan berkembang dalam era ekonomi digital,” sambung Teten.

Tak kalah menarik, GrabMerchant juga dilengkapi fitur Profil Pengguna untuk memenuhi kebutuhan operasional sekaligus menjamin keamanan bisnis. Fitur ini terdiri dari tiga profil pengguna—Pemilik, Pengelola Toko, dan Kasir—yang masing-masing memiliki akses sesuai dengan tanggung jawabnya.

Profil Pemilik memperoleh akses penuh ke berbagai layanan dan fitur GrabMerchant, mulai dari manajemen operasional, pemantauan dan analisis kinerja bisnis, pelunasan pembayaran, manajemen inventaris, manajemen kampanye pemasaran, hingga pengajuan fasilitas keuangan. Profil Pengelola Toko membantu Pemilik mengawasi dan mengelola operasional toko, sementara Profil Kasir hanya bisa mengakses pembayaran dan mengelola pesanan.

Omong-omong soal persediaan bahan baku, fitur Grosir bisa dimanfaatkan pengusaha untuk melengkapinya secara praktis. Grab bekerja sama dengan mitra penyedia bahan-bahan pokok berkualitas, seperti TaniHub dan Sayurbox, yang memberikan harga grosir sekaligus layanan pengiriman barang next-day delivery atau satu hari sampai sehingga kegiatan operasional toko makin lancar.

“Saya telah menggunakan GrabFood sejak tahun 2017. Teknologi yang ditawarkan oleh GrabFood sangat membantu saya dalam mengelola kedua toko online yang saya miliki secara efisien. Fitur seperti Transaksi dapat membantu saya memantau kinerja penjualan online setiap harinya, selain itu ada Fitur Promosi yang memberi saya fleksibilitas untuk mempromosikan toko saya dan menu-menu makanan kapan pun saya mau. Fitur Grosir juga merupakan cara yang mudah dan efektif untuk membeli persediaan bahan-bahan segar dengan harga yang terjangkau, dengan biaya pengiriman gratis,” Muhammad Faisyal, pemilik Kongkowrongok di Bandung, menceritakan pengalamannya menggunakan fitur GrabMerchant.

Pandemi ini, seperti kata Teten, adalah momen tepat untuk mempercepat transformasi bisnis konvensional ke digital, terutama demi meminimalkan dampak pandemi. Jika ingin bertahan, UMKM harus siap akan perubahan.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis