tirto.id - Peristiwa pembunuhan politisi Partai Buruh, Jo Cox, pada Kamis, (16/06/2016), terjadi di tengah-tengah keramaian pada pukul 13.00 siang.
Clarke Rothwell, seorang pemilik kafe di dekat lokasi kejadian sekaligus saksi mata, menyatakan bahwa ia mendengar “suara letupan mirip balon meletus yang terdengar sangat nyaring”.
“Saat saya lihat sekeliling, ada seorang lelaki berusia sekitar 50 tahun yang berdiri dan memakai topi baseball sambil membawa sebuah senjata api yang terlihat kuno,” paparnya.
“Ia menembak perempuan itu sekali, lalu ia menembaknya lagi, perempuan itu jatuh ke lantai, kemudian orang itu menembaknya sekali lagi tepat ke arah wajah,” imbuhnya.
“Seseorang berusaha menarik si penembak itu, bergulat dengannya, lalu si pelaku mengeluarkan pisaunya, mungkin sejenis pisau berburu, lalu mulai menusuk tubuh perempuan itu sekitar enam kali. Orang-orang berhamburan meninggalkan tempat itu sambil menjerit-jerit.”
Saksi mata lainnya, Hithem Ben Abdallah (56), tengah berada di kafe di sebelah perpustakaan pada tengah hari saat ia mendengar jeritan yang langsung membuatnya keluar.
“Ada seorang pria yang sangat berani berusaha untuk melumpuhkan aksi seorang pria dengan topi baseball dan tiba-tiba pria bertopi baseball itu mengeluarkan pistol dari tasnya,” paparnya. Setelah terlibat perkelahian singkat, pria tersebut mundur dan sasaran pria bertopi beralih ke Cox.
Abdallah menjabarkan, senjata yang dipegang si pria bertopi “terlihat seperti buatan tangan” dan pria yang sebelumnya bergulat dengan si pria bertopi terus melanjutkan usahanya melumpuhkan pria bertopi.
“Si pria bertopi mundur sambil mengarahkan pistolnya dan menembakkannya dan ia kembali menembak untuk kedua kalinya, sambil memandang ke arah lantai. Setelah perempuan itu terbaring di lantai, pria bertopi itu masih menendanginya,” tuturnya.
Sementara itu, ungkapan duka cita terus berdatangan dari berbagai pihak. Para pelayat mendatangi gereja St Peter untuk memperingati meninggalnya Cox. Kondisi gereja sangat penuh dengan tidak ada satu pun kursi yang kosong. Suasana sunyi dan haru meliputi gereja tersebut. Lilin kecil yang menandakan kenangan atas sosok Cox dinyalakan di beberapa sudut.
Perwakilan dari Istana Buckingham—tempat tinggal keluarga kerajaan Inggris—menyatakan bahwa Ratu Inggris akan menulis ungkapan duka cita secara pribadi kepada suami korban, Brendan Cox. (BBC)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra