tirto.id - Guguran lava pijar Gunung Merapi terjadi sebanyak 36 kali dengan jarak luncur maksimum 1500 meter ke barat daya berdasarkan pengamatan pada Minggu (17/1/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Selama periode pengamatan itu, menurut BPPTKG, Gunung Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 12-188 detik dan enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5-8 detik.
Dalam rilis yang diterima Tirto, Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan berdasarkan pengamatan visual, Gunung Merapi tampak jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.
Hingga pagi ini, status Gunung Merapi berapa pada level III atau berstatus SIAGA. Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten diimbau agar menindaklanjuti perubahan potensi ancaman erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini dalam upaya mitigasi bencana.
Selain itu, BPPTKG menyarankan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata juga diimbau agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.
KRB III merupakan zona merah. KRB III merupakan kawasan yang paling dekat dengan puncak Gunung Merapi dan paling berbahaya jika terjadi erupsi.KRB III merupakan zona merah. KRB III merupakan kawasan yang paling dekat dengan puncak Gunung Merapi dan paling berbahaya jika terjadi erupsi.
Area ini berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat. Karena tingkat kerawanannya yang tinggi, KRB III tidak direkomendasikan sebagai hunian tetap.
Menurut peta, KRB III meliputi:
Kecamatan Cangkringan
- Desa Kepuharjo
- Desa Umbulharjo
- Desa Glagaharjo
Kecamatan Pakem
- Desa Hargobinangun
- Purwobinangun
Kecamatan Turi
- Desa Girikerto
- Wonokerto
Masyarakat juga perlu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Merapi akan segera ditinjau kembali.
Untuk informasi resmi aktivitas Gunung Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG.
Editor: Agung DH