tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Oktober mencapai 5,71 persen secara year on year (yoy). Inflasi ini lebih rendah jika dibandingkan posisi sebelumnya atau September 2022 yang hampir menyentuh 6 persen.
"Dari pantauan kita berdasarkan hasil pantauan di 90 kota tekanan inflasi di Oktober mulai melemah," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto di Kantornya, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Dia bahkan mengklaim inflasi Indonesia kali ini lebih rendah jika dibandingkan negara-negara G20 lainnya. Di mana sebagian negara inflasinya masih cukup tinggi disebabkan oleh inflasi dari bahan makanan dan energi.
"Tekanan inflasi cukup tinggi di negara G20 masih jauh di atas Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan jika dibandingkan dengan Global, inflasi Indonesia masih terbilang rendah. Seperti di Amerika Serikat (AS) inflasinya pada September saat itu mencapai 8,2 persen (yoy). Di mana inflasi bahan makanan di AS kala itu mencapai 12,9 persen dan inflasi energi 19,8 persen.
Kemudian Turki juga mengalami inflasi cukup tinggi di September 2022 mencapai 83,5 persen. Inflasi itu disebabkan tingginya inflasi makanan 93,0 persen dan inflasi energi 106 persen.
Berdasarkan kelompoknya, inflasi pada Oktober kali ini didominasi oleh sektor transportasi memberikan andil sebesar 1,92 persen dengan nilai inflasi mencapai 16,03 persen. Sementara kedua tertinggi yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,76 persen dengan andil inflasi 1,72 persen.
"Secara year on year ini beberapa komoditas seperti bensin, angkutan kota, beras, solar termasuk angkutan antar kota dan transportasi online, bahan bakar rumah tangga, ini menjadi penyumbang inflasi tertinggi," jelasnya.
Sementara jika dilihat dari sebaran inflasi pada bulan lalu, inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Selor mencapai 9,11 persen. Sedangkan terendah di Kota Ternate dengan nilai inflasi 3,32 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin