tirto.id - Inflasi pada April 2019 tercatat sebesar 0,44 persen, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 0,10 persen. Angka ini juga di luar ekspektasi pemerintah di mana rata-rata inflasi bulanan dipatok sekitar 0,3 persen.
"Kenaikannya agak sedikit terlalu tinggi, kalau kita itu selama ini (proyeksi) inflasinya di sekitar 3,5 persen. Itu kalau 3,5 persen, per bulannya mestinya 0,3 persen, kali ini kan jadi 0,4," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (3/4/2019).
Meski demikian, kata Darmin, hal tersebut masih wajar lantaran inflasi disebabkan oleh beberapa jenis bumbu-bumbuan seperti cabai, bawang putih dan bawang merah.
"Artinya kalau dibilang pangan nanti disangkanya beras lagi Bumbu ya. Jadi itu cabe, bawang putih, bawang merah, karena memang belum panen, kalau bawang putih ya karena impornya belum ada," ucapnya.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, mulai dari bahan makanan hingga jasa keuangan.
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,45 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19 persen, sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen.
Selain itu, kelompok sandang sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,25 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–April) 2019 sebesar 0,80 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2019 terhadap April 2018) sebesar 2,83 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dhita Koesno