tirto.id - Politikus Partai Golkar Indra J. Piliang memberikan pesan kepada Ketua Umum Golkar yang nantinya terpilih dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk tidak berambisi menjadi calon presiden 2019, sehingga dapat fokus dalam mengembalikan citra partai yang belakangan ini terseok akibat konflik internal.
Hal tersebut diungkapkannya dalam diskusi publik yang bertemakan “Golkar Menuju Partai Progresif” yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Aksi Kebangsaan, di Jakarta, Rabu (13/4/2016).
"Pemimpin Golkar semestinya bukan lah orang yang dibebani tugas untuk menjadi presiden atau berambisi menjadi presiden 2019," ujar Indra J. Piliang.
Indra mengatakan, tugas yang diemban Ketua Umum Golkar ke depan sangat berat, karena pemimpin tersebut harus mampu menutupi kekurangan di internal Golkar saat ini.
Indra juga mengatakan kekurangan-kekurangan yang sebaiknya dibenahi dalam Partai Beringin tersebut antara lain minimnya loyalitas terhadap partai, mudahnya kader berpindah partai atas nama elektabilitas, hingga penyatuan faksi-faksi yang ada di internal Golkar.
Sampai saat ini, dari sejumlah calon Ketua Umum Golkar yang ada, Indra memandang nama Airlangga Hartarto merupakan salah satu sosok yang menghadirkan pemikiran menarik.
Menurut Indra, Airlangga adalah salah satu tokoh yang cukup berpikir rasional dengan tidak menjanjikan kemenangan Golkar pada 2019 melainkan pada 2024.
Sebelumnya, sejumlah nama yang sudah menyatakan maju adalah Ade Komaruddin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Indra Bambang Utoyo, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Syahrul Yasin Limpo dan Zaki Iskandar.
Munas Golkar rencananya akan digelar pada 7-8 Mei 2016 di Bali dengan agenda utama pemilihan ketua umum.
Reporter: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto