Menuju konten utama

Indonesia Tidak Akan Impor Beras Sampai Akhir Tahun 2016

Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga akhir tahun 2016 karena masih memiliki stok untuk mencukupi kebutuhan hingga awal 2017.

Indonesia Tidak Akan Impor Beras Sampai Akhir Tahun 2016
Seorang buruh pelabuhan memperhatikan sejumlah beras impor asal Thailand yang diturunkan dari kapal saat tiba di Pelabuhan Tenau Kupang, NTT Kamis (25/2). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.

tirto.id - Indonesia tidak akan mengimpor beras hingga akhir tahun 2016 karena masih memiliki stok untuk mencukupi kebutuhan hingga awal 2017.

Dilaporkan oleh kantor berita Antara, Presiden Joko Widodo mengatakan hal tersebut usai meninjau produksi padi teknologi Jajaran Legowo (Jarwo) Super di Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

"Saya pastikan sampai akhir tahun tidak ada impor," kata Presiden, Sabtu (29/10/2016).

Presiden mengungkapkan pada tahun ini produksi beras meningkat drastis, dari 1 juta 30 ribu ton pada periode September-Oktober 2015 menjadi 1 juta 980 ribu ton pada Oktober 2016. Oleh karenanya, stok tersebut diyakini bisa memenuhi kecukupan pangan nasional hingga Mei 2017.

Dia menjelaskan produksi yang melimpah tersebut dikarenakan penggunaan bibit unggul dan tidak terjadi kekeringan.

"Tahun ini memang pertama air melimpah, kedua saya kira penggunaan-penggunaan benih-benih unggul ini memberikan hasil yang baik," kata Presiden yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Uji coba bibit padi unggulan varietas Inpari 32 di atas lahan 100 hektare di Boyolali tersebut rencananya akan diperluas ke wilayah Indonesia lainnya untuk melipatgandakan produksi dalam negeri.

"Nanti kalau memang sudah benar, sudah betul baru akan kita perluas lagi kita lipatkan lagi sehingga tentu saja produksi nasional ini bisa meningkat tajam," kata Presiden.

Dia mengatakan pemerintah akan lebih dulu fokus dalam memperbesar stok beras yang sudah ada sebelum merencanakan untuk ekspor ke negara-negara tetangga.

Baca juga artikel terkait BERAS atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh