tirto.id - Sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudra Hindia (IORA) pada 5-7 Maret 2017, Indonesia akan mengajukan enam poin prioritas dalam pertemuan itu.
“Titik poinnya itu ada keamanan dan keselamatan maritim, fasilitas perdagangan investasi, manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan IPTEK maritim, pariwisata bahari dan pertukaran budaya,” jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat, (3/3/2017).
Selain enam poin utama tersebut, Retno juga mengajukan dua isu lain yang lebih serius yaitu pemberdayaan perempuan. Hal tersebut dikarenakan penyeludupan manusia lewat kapal masif terjadi di semua negara berkembang, termasuk Indonesia. Poin lain yang tak kalah penting adalah blue economy.
Retno menjelaskan Indonesia ingin memberikan kontribusi yang banyak bagi pertemuan IORA. Mengingat, Indonesia merupakan negara maritim. Kendati demikian, kata Retno, semua memorandum of understanding yang disepakati oleh anggota IORA akan berpulang kembali kepada Pemerintah Indonesia.
“Kita ingin menggunakan leadership ini untuk mengisi governance di dalam kawasan Lingkar Samudra Hindia. Dengan governance ini, kita berharap bahwa keamanan dan keselamatan di Lingkar Samudera Hindia akan terjamin. Dan dengan jaminan safety and security ini, maka kerjasama-kerja sama ekonominya dapat dilakukan,” terang Retno Marsudi.
Retno menyebutkan ada 16 pemimpin dunia baik Presiden, Perdana Menteri, Wakil Perdana dan Wakil Presiden yang akan datang pada KTT IORA mendatang.
“Ada 16 Pemimpin yang konfirmasi akan hadir Presiden Afrika Selatan, Perdana Menteri Malaysia, Perdana Menteri Australia, Wakil Presiden India, Wakil Presiden Sri Langka dan Bangladesh. Untuk tingkat Menteri Luar Negeri sudah enam orang yang confirm," jelas Retno Marsudi.
Retno optimistis bahwa IORA CONCORD akan terlaksana tanpa kendala. Alasannya, kata Retno, ada 4 negara peserta IORA juga anggota organisasi ekonomi G-20 bisa menguatkan isu ekonomi global di dalamnya. Besar Harapan Retno untuk bisa menghidupkan jaminan keamanan dan keselamatan di lingkaran Samudera Hindia dan menggerakkan potensi ekonomi disamping perizinan illegal fishing yang merugikan Indonesia selama ini.
Penulis: Dimeitry Marilyn
Editor: Agung DH