Menuju konten utama

Indonesia Dituntut Maksimalkan Sumber Daya Perikanan

Pakar kelautan dari Amerika Serikat Profesor Chris Anderson mengatakan Indonesia sudah seharusnya memaksimalkan potensi sumber daya perikanan yang ada di kawasan perairan karena memiliki nilai ekonomi tinggi untuk kesejahteraan warga.

Indonesia Dituntut Maksimalkan Sumber Daya Perikanan
Pekerja memindahkan ikan jenis Lemuru hasil tangkapan nelayan dari jaring di pantai Kelan, Bali. [Antara foto/Fikri Yusuf]

tirto.id - Pakar kelautan dari Amerika Serikat Profesor Chris Anderson mengatakan Indonesia sudah seharusnya memaksimalkan potensi sumber daya perikanan yang ada di kawasan perairan karena memiliki nilai ekonomi tinggi untuk kesejahteraan warga.

"Ada dua indikator untuk mengukur manfaat dari sumber daya perikanan, yaitu dengan mengidentifikasi manfaat yang terakumulasi dalam rantai pasokan perikanan dan menilai tingkat faktor yang diduga untuk mendukung penciptaan manfaat sumber daya perikanan," kata Chris Anderson dalam rilis berita Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Kamis, (24/3/2016).

Chris Anderson merupakan guru besar dari University of Washington dan aktif di lembaga School of Aquatic and Fisheries Sciences. Ia diundang oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) untuk menggelar kuliah umum, Selasa (22/3/2016).

Kuliah umum itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para peneliti, melalui saling berbagi ilmu pengetahuan dan berbagi pengalaman di bidang ekonomi perikanan di Amerika Serikat dan di luar Amerika Serikat.

Pernyataan Chris Anderson tersebut sejalan dengan pernyataan Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Mulia Purba, Msc. Ia mengatakan sudah saatnya Indonesia bergerak ke arah laut lepas dalam pemanfaatan sumber daya hayati, karena potensinya cukup besar.

"Pemanfaatan sumber daya perairan pesisir sudah demikian intensif, sehingga kita perlu bergerak ke laut lepas terutama dalam pemanfaatan sumber daya hayati," imbuh Mulia, dalam bincang wartawan sebelum Orasi Ilmiah tiga guru besar IPB, di Kampus IPB Bogor, Kamis, (17/3/2016).

Mulia menerangkan, pemanfaatan perikanan di kawasan pinggir pantai sudah sangat berlebihan, sehingga ketersediaan ikan terbatas. Karena itu, produksi tangkapan nelayan di suatu kawasan menjadi rendah.

Sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) mengalokasikan 40 persen beasiswa untuk anak pelaku utama sektor kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam.

Sekretaris BPSDM KP Rina dalam keterangan tertulis di Jakarta, mengatakan kelak peserta didik akan ditempatkan disatuan pendidikan yang terdiri dari sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM), tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP), dan satu Sekolah Tinggi Perikanan (STP) di lima kampus.

Rina menjelaskan keberpihakan BPSDMP KP terhadap anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan bertujuan mendorong mereka mendapatkan pendidikan di sekolah yang tepat, sehingga mereka mampu mengangkat kerarifan lokal yang mereka miliki menjadi ilmu pengetahuan yang terstruktur. Ke depan, diharapkan mereka bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya sebagai modal bekerja dan menjadi pelaku utama yang lebih modern.

(ANT)

Baca juga artikel terkait BADAN PENELITAIN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN atau tulisan lainnya

Reporter: Mutaya Saroh

Artikel Terkait