tirto.id - Duta Besar RI untuk Aljazair Safira Machrusah dan Menteri Agama dan Wakaf Aljazair Mohamed Aissa setuju untuk meningkatkan kerja sama kedua negara dalam bidang keagamaan. Salah satu program yang disepakati dalam pertemuan di kantor Kementerian Agama Aljazair itu adalah pertukaran kunjungan ulama untuk membendung radikalisme dan fundamentalisme di kedua negara.
Program tersebut diusulkan oleh Dubes Safira mengingat kedua negara sama-sama mengalami persoalan terorisme di dalam negeri.
"Kita tahu Indonesia sama sekali belum aman dari ancaman terorisme. Karena itu kerjasama dalam menyebarkan Islam moderat antar kedua negara ini sangat strategis," ujar Dubes Safira. "Kita membutuhkan dukungan dari para ulama Aljazair untuk bersama-sama mendorong penyebaran Islam moderat ke masyarakat di kedua negara," imbuhnya, dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta, Senin, (09/05/2016).
Pertemuan tersebut menyepakati peningkatan intensitas pertukaran kunjungan ulama kedua negara, khususnya untuk mempromosikan Islam moderat dan membendung perkembangan paham-paham radikal.
Menteri Mohamed Aissa mengatakan bahwa negaranya selalu berkomitmen memberantas terorisme dalam segala bentuk.
"Tentu saja kami sangat mengapresiasi dukungan dan kerja sama melawan terorisme dari Indonesia. Pertukaran kunjungan ulama moderat bisa menjadi salah satu alternatif untuk mencegah pemikiran radikal berkembang di kalangan masyarakat," tegasnya.
Bentuk kerja sama keagamaan lain yang dibahas dalam pertemuan itu adalah peningkatan kapasitas da'i dan imam di Indonesia melalui pemberian beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di Institut Imam. Institut ini dikelola Kementerian Agama dan Wakaf Aljazair.
Menteri Aissa menyatakan, pemerintah Aljazair siap untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya di lembaga pendidikan yang dikelola oleh kementerian Agama dan Wakaf.
"Aljazair siap memberikan beasiswa untuk calon da'i dan imam Indonesia yang belajar di sini. Saya akan menghubungi instansi-instansi terkait untuk rencana tersebut," ujarnya.
Kedua negara berpenduduk mayoritas Muslim ini juga membahas kerja sama dalam pengelolaan haji dan umroh. Kerja sama ini rencananya akan melibatkan pihak pemerintah dan biro travel haji dan umrah dari kedua negara.
Selain itu, disinggung pula kembali kerja sama pendidikan tinggi antarkedua negara serta kerja sama di bidang peningkatan pengelolaan wisata religi.
Dubes RI berharap agar Aljazair meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan berbagai situs sejarah Islam sehingga turis dari Indonesia bisa menjadikan Aljazair sebagai destinasi wisata religi baru di kawasan Timur Tengah. (ANT)
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra