Menuju konten utama

India: Negeri Budak di Selatan Asia

Total budak modern yang tinggal di India kurang lebih ada 18.354.700 jiwa. Rapor kinerja pemerintahnya untuk mengatasi masalah tersebut baru di level B. Berbeda dengan Filipina atau Selandia baru yang berada di level BB, atau Australia di level BBB. Faktanya, budak modern di ketiga negara itu tak sebanyak di India. Data budak India tahun ini meningkat dari laporan Indeks Perbudakan Global tahun 2014, dan jika tak segera ditanggulangi akan terus bertambah di tahun-tahun selanjutnya.

India: Negeri Budak di Selatan Asia
Ilustrasi buruh pabrik di India. FOTO/SHUTTERSTOCK.

tirto.id - India sedang dalam transisi ekonomi yang luar biasa pesat, disertai dengan perubahan-perubahan di bidang sosial dan politik. Pertumbuhan ekonomi India terhitung lebih cepat ketimbang negara-negara lain di Asia Selatan, Asia, bahkan dunia. Kondisi yang demikian telah mengubah wajah India selama 20 tahun terakhir, termasuk meningkatkan jumlah kelas menengahnya.

Di tahun 1993, 45 persen penduduk India hidup di bawah garis kemiskinan, namun di tahun 2011 telah turun hingga 21 persen. Namun di balik prestasi tersebut, India masih memiliki berjuta-juta orang yang belum terangkat ekonominya. Pasalnya jurang kesenjangan makin lama juga makin melebar. Dari total 1,3 miliar penduduknya, setidaknya masih ada 270 juta orang yang hidup dengan pengeluaran kurang dari $1,90 per hari.

Total budak modern yang tinggal di India kurang lebih ada 18.354.700. Rapor kinerja pemerintahnya untuk mengatasi masalah tersebut baru di level B. Berbeda dengan Filipina atau Selandia baru yang berada di level BB, atau Australia di level BBB. Faktanya, budak modern di ketiga negara itu tak sebanyak di India. Data India di tahun ini meningkat dari laporan Indeks Perbudakan Global tahun 2014, dan jika tak segera ditanggulangi akan terus bertambah di tahun-tahun berikutnya.

Baca juga artikel terkait PERBUDAKAN MANUSIA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan