Menuju konten utama

Indef Prediksi Cina Muluskan Proyek BRI dengan Pendekatan Budaya

Ekonom Indef Muhammad Zulfikar Rakhmat memperkirakan Cina akan memakai pendekatan budaya untuk meyakinkan sejumlah negara bahwa proyek BRI tidak membawa jebakan utang. 

Indef Prediksi Cina Muluskan Proyek BRI dengan Pendekatan Budaya
(Ilustrasi) Upacara Pembukaan KTT Belt and Road di Hong Kong, Rabu (18/5/2016). antara foto/reuters/bobby yip.

tirto.id - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Initiative (BRI) di Cina menuai kritik dari negara-negara yang mencemaskan jebakan utang dari pinjaman yang diberikan raksasa ekonomi Asia itu.

Sejumlah negara khawatir kerja sama dengan Cina dalam merealisasikan proyek BRI bisa membawa jeratan utang.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Muhammad Zulfikar Rakhmat, Cina kemungkinan akan melakukan pendekatan secara budaya untuk memuluskan kerja sama dengan negara-negara yang khawatir proyek BRI membawa jebakan utang.

Zulfikar menilai pendekatan budaya berpotensi efektif untuk menggaet kepercayaan suatu negara terlepas ada kasus jeratan utang yang sempat menimpa Sri Lanka.

Dia mencatat pendekatan budaya sudah kerap dipakai Cina di Afrika dan Timur Tengah, terutama untuk negara yang sedang memiliki hubungan buruk dengan Amerika Serikat.

“Cina sebenarnya lebih menggunakan pendekatan budaya. Di beberapa negara, seperti [di] Afrika dan Timur Tengah, sudah mulai masuk upaya edukasi dan budaya ini,” ucap Zulfikar saat dihubungi reporter Tirto pada Jumat (26/4/2019).

“[Misalnya], dia [pemerintah Cina] mengadakan konferensi atau workshop untuk melegitimasi proyek-proyek BRI ini bermanfaat untuk negara [lain],” tambah Zulfikar.

Zulfikar menilai Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi sasaran pendekatan Cina itu. Meski belum terlihat segamblang seperti di Afrika dan Timur Tengah, dalam pengamatannya, upaya pemerintah Cina itu telah masuk secara perlahan.

“Seperti yang pernah saya tulis. Upaya ini sudah dimulai di beberapa negara. Di Indonesia masih rendah eksposure-nya tapi sudah mulai kelihatan,” ucap Zulfikar.

Proyek Belt and Road Initiative, yang semula bernama One Belt One Road, digagas oleh Cina untuk membuka konektivitas perdagangan antarnegara di Eropa dan Asia lewat jalur sutra maritim.

KTT Belt and Road and Iniative, yang digelar pada 26-27 April 2019 di Beijing, Cina, mengundang perwakilan 37 negara.

Baca juga artikel terkait KTT BRI CINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom