Menuju konten utama

INDEF Nilai Langkah Cina Perbaiki Citra KTT BRI Masih Belum Cukup

INDEF menilai upaya Cina untuk memperbaiki pendanaan proyek-proyek yang berasal dari kesepakatan Belt and Road Initiative (BRI) tak cukup untuk memoles citra BRI yang mulai diragukan negara-negara.

INDEF Nilai Langkah Cina Perbaiki Citra KTT BRI Masih Belum Cukup
Michel Temer, Vladimir Putin, Xi Jinping, Jacob Zuma dan Narendra Modi berpose untuk foto dalam KTT BRICS di Xiamen International Conference and Exhibition Center di Xiamen, tenggara provinsi Fujian, China, Senin (4/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Kenzaburo Fukuhara.

tirto.id - Pemerintah Cina berupaya memperbaiki pendanaan proyek-proyek yang berasal dari kesepakatan Belt and Road Initiative (BRI).

Langkah pemerintah Cina itu muncul sebagai respons atas kritik negara-negara yang mengkhawatirkan adanya risiko terjebak utang dan menjadi terlampau bergantung pada negara Cina.

Presiden Cina, Xi Jinping berjanji untuk merapikan program ini sebagai langkah menepis kabar miring bagi program pemerintahannya itu.

Ia memastikan akan memerangi korupsi, meningkatkan kontrol dan memperjelas peraturan yang menjadi landasan operasi sejumlah perusahaan. Termasuk di dalamnya Xi berkomitmen bahwa setiap proyek yang akan ditandatangani terjamin kualitasnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Muhammad Zulfikar Rakhmat menilai hal itu tak cukup untuk memoles citra BRI yang mulai diragukan negara-negara.

Alasannya, pelaksanaan proyek yang dilakukan di negara penerima dana pinjaman itu tetap memiliki kerentanannya sendiri walaupun pemerintah Cina dapat menjamin sejumlah hal itu berlaku secara domestik.

“Itu domestically good. Tapi enggak ada pengaruhnya keluar,” ucap Zulfikar saat dihubungi reporter Tirto pada Jumat (26/4/2019).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Maddaremmeng A Panennungi mengatakan belakangan ini memang muncul berbagai reaksi untuk menarik diri dari BRI. Seperti Malaysia yang membatalkan proyek keretanya atas alasan defisit anggaran.

Di sisi lain, ia juga menyoroti fenomena jebakan utang Cina (China debt trap) yang sempat mencuat juga masih memerlukan upaya lebih lanjut untuk memperbaiki persoalan itu. Walaupun tidak mudah, ia mengatakan langkah itu tetap harus diambil Cina untuk menunjukkan itikad baik.

“Tampaknya Cina seharusnya belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada. Ini penting diperbaiki untuk kebaikan bersama,” ucap Maddar saat dihubungi reporter Tirto pada Jumat (26/4/2019).

BRI atau yang sempat disebut One Belt One Road (OBOR) merupakan ide pemerintah Cina untuk meningkatkan konektivitas negara itu dengan jalur sutra darat dan maritim. Realisasinya dilakukan dengan membantu pengembangan sektor transportasi, energi, dan industri negara-negara yang akan dilalui jalur sutra ini.

Baca juga artikel terkait KTT BRI CINA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri