Menuju konten utama

Impor Bawang Putih Dinilai Mampu Turunkan Harga Pasaran Pekan Depan

Peneliti INDEF memperkirakan efek impor bawang putih bisa menekan harga di pasaran dan dapat dirasakan konsumen mulai pekan depan.

Impor Bawang Putih Dinilai Mampu Turunkan Harga Pasaran Pekan Depan
Buruh pasar mengupas kulit bawang putih yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (8/5/2019). ANTARA FOTO/DEVI NINDY/ama.


tirto.id - Harga bawang putih tercatat masih mengalami lonjakan di sejumlah wilayah. DKI Jakarta Misalnya berada di kisaran Rp85 ribu per kg dan Kalimantan Timur Rp93.700 per kg per 8 Mei 2019.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah memprediksi, efek impor bawang putih seharusnya sudah mulai terasa pekan depan.

Menurut Rusli, masuknya stok bawang putih itu akan mampu menekan harga, hanya saja belum dapat dirasakan konsumen dalam waktu dekat ini.

Rusli menyebutkan hal ini merupakan konsekuensi dari keterlambatan izin impor yang dikeluarkan pemerintah pada 18 April 2019 atau sehari usai pemilu.

Dengan demikian, Rusli memperkirakan bawang putih paling cepat dapat masuk ke Indonesia pada 10 Mei 2019 dengan catatan minimum izin impor itu segera diproses sehingga stok dapat masuk dalam waktu tiga pekan.

“18 April 2019 izin impor bawang putih baru diberikan. Jadi paling cepat masuk 3 minggu atau 10 Mei 2019. Kemungkinan bawang putih baru tersedia minggu depan,” ucap Rusli saat dihubungi reporter Tirto pada Kamis (9/5/2019).

Menurut pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga bawang putih per 8 Mei 2019 sudah berada di angka Rp61 ribu per kg. Sedikit lebih rendah dibanding 7 Mei 2019 yang berada di kisaran Rp63 ribu per kg.

Rusli mengatakan, harga bawang putih seharusnya tak semahal saat ini bila pemerintah dapat melakukan impor dengan tepat waktu.

Paling tidak, kata Rusli, impor seharusnya telah dilakukan pada 25 Maret 2019 atau seminggu usai rapat koordinasi terbatas. Dengan demikian, per 14 April 2019 seharusnya stok bawang putih di Indonesia sudah berada di taraf yang aman.

“Harusnya 25 Maret 2019 langsung impor. 14 April 2019 sudah ada di pasar stoknya. Jadi harga tidak seperti sekarang,” ucap Rusli.

Namun, ia yakin salah satu kendala pemerintah saat itu adalah pemilu. Bila impor dilakukan, katanya, pemerintah dapat memperoleh persepsi negatif.

“Dugaan saya segi politik ya. 18 Maret kalau impor itu bisa dibeli karena masih kampanye,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BAWANG PUTIH atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno