tirto.id - PT Matahari Department Store mencatat kerugian bersih senilai Rp358 miliar pada Semester 1 2020. Kinerja ini memburuk dibanding periode yang sama di tahun 2019 karena saat itu Matahari masih membukukan laba Rp1,16 triliun.
Per kuartal II 2020 ini, Matahari mengalami penurunan penjualan kotor sebanyak 62,7 persen dari Semester I 2020 menjadi Rp3,93 triliun. Pada periode yang sama di tahun 2019 nilai penjualan kotor sempat mencapai Rp10,54 triliun.
Sementara itu, pendapatan perseroan pada Juni 2020 tercatat berada di kisaran Rp2,25 triliun. Turun hampir separuh dari Juni 2019 yang mencapai Rp5,95 triliun.
Penurunan kinerja Matahari ini disebabkan pandemi COVID-19. Imbasnya perusahaan meningkatkan pinjaman menjadi Rp 2.067 miliar sebagai dukungan untuk pembayaran kepada pemasok.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meringankan biaya operasional. Salah satunya memperoleh keringanan sewa yang telah menghasilkan penurunan pengeluaran operasional sebesar 53,8% pada kuartal kedua.
Upaya lain juga mencangkup percepatan penutupan sebagian gerai yang dinilai berkinerja kurang baik. Meski demikian, PT Matahari tetap menambah satu gerai baru di Palembang pada Mei 2020 dan dua gerai baru di kota Depok dan Tangerang pada Juli 2020.
“Mengingat terjadinya pandemi COVID-19 serta upaya kami untuk merestrukturisasi bisnis, kami memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik. Sampai saat ini, kami telah menutup enam gerai format besar pada tahun 2020,” ucap CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor dalam keterangan tertulis, Senin (3/8/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan