Menuju konten utama

Imam Istiqlal: Jangan Berbuat Kerusakan di Demo 4 November

KH Nasaruddin Umar selaku Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta menghimbau kepada para peserta demonstrasi tanggal 4 November 2016 mendatang untuk jangan berbuat kerusakan terhadap hal-hal yang tak perlu. Ia juga mengingatkan agar senantiasa menjaga persatuan, jangan menimbulkan aksi-aksi yang berujung pada perpecahan, dan selalu taat aturan.

Imam Istiqlal: Jangan Berbuat Kerusakan di Demo 4 November
Massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan longmars menuju Bareskrim dan Balai kota di Jakarta, Jumat (14/10). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - KH Nasaruddin Umar selaku Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta menghimbau kepada para peserta demonstrasi tanggal 4 November 2016 mendatang untuk tidak berbuat kerusakan terhadap hal-hal yang tak perlu. Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini juga mengingatkan agar senantiasa menjaga persatuan, jangan menimbulkan aksi-aksi yang berujung pada perpecahan, dan selalu taat aturan.

"Jangan ada anarkisme, jangan merusak hal-hal yang tidak perlu, dan jangan menimbulkan perpecahan," kata Nasaruddin di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Ia menilai aksi demonstrasi ini merupakan bentuk dukungan umat Islam kepada pemerintah untuk melakukan tindakan terhadap upaya-upaya yang melecehkan agama Islam dan telah menyinggung perasaan umat. Ia meminta untuk hak demokrasi setiap warga negara untuk dihormati. Umat Islam Indonesia, katanya, wajar bila turun ke jalan sebab mencintai dan membela Al-Qur'an.

Ia memuji pernyataan Kapolri, Panglima TNI, dan Kapolda Metro Jaya yang melarang anggotanya menggunakan senjata dalam mengamankan aksi itu. Meski demikian, ia mengingatkan aparat kepolisian agar cermat dan super hati-hati dalam melakukan pengamanan karena aksi ini akan sulit dideteksi terkait potensi kemungkinan ditunggangi kelompok radikal.

"Agaknya sulit untuk membaca situasinya karena kelompok moderat dan garis keras akan menyatu turun di jalan, bahkan kelompok liberal juga akan turun. Artinya, aparat keamanan harus cermat dalam melakukan pengamanan, jangan sampai aparat salah mengambil tindakan," kata dia.

Di sisi lain, ia juga minta aparat keamanan tidak terpikir bahwa peserta demonstrasi itu seperti penjahat atau provokator. Apalagi di sana akan hadir tokoh dan ulama-ulama kharismatik dan terkemuka.

Nasaruddin mengaku memperoleh informasi bahwa beberapa ulama dan tokoh Islam akan ikut kegiatan tersebut, antara lain Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin, mantan Ketua Umum Baznas KH Didin Hafidhuddin, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Abdullah Gymnastiar, Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Arifin Ilham, juga beberapa anggota DPR.

Ia yakin dengan adanya kepemimpinan dan bimbingan para ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyah, serta para tokoh lainnya, aksi itu akan berjalan lancar dan umat tidak terpancing oleh kelompok-kelompok tertentu yang ingin membenturkan Islam dengan kepentingan lainnya, terutama yang ingin memecah belah NKRI.

"Jangan sampai diprovokasi oleh siapa pun. Kalau tidak diprovokasi pasti adem-adem saja. Mereka melakukan niat luhur, kalau dihadapi berlebihan, mereka, para ulama yang santun itu, akan tersinggung," kata dia sebagaimana dikutip Antara.

Terkait dengan rencana demontrasi itu akan dilakukan setelah shalat Jumat dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara, Nasaruddin menyatakan tidak bisa melarang umat Islam untuk datang ke masjid nasional itu. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak mau menjadikan Masjid Istiqlal sebagai panggung politik untuk siapa pun.

"Masjid Istiqlal harusnya jadi oase spiritual, jangan kita diblok seolah-olah Masjid Istiqlal tempat berkumpul untuk merongrong pemerintah atau siapa pun," imbuhnya.

Jangan Terprovokasi Berita Medsos

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan informasi atau berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan di media sosial (medsos). Jika tidak nanti akan banyak yang mudah terpengaruh untuk ikut-ikutan berunjuk rasa.

"Masyarakat juga tenang jangan terpengaruh karena sekarang berita-berita di medsos luar biasa," kata Wiranto, Jakarta, Selasa (1/11/2016)

Dia mengatakan masyarakat harus cermat dalam memilah informasi yang tersebar di media sosial. "Medsos kan beritakan sesuatu yang tak bisa dipertanggungjawabkan karena yang beritakan siapa dari mana tak jelas. Oleh karena itu, mari jaga negeri ini karena kalau ada apa-apa, yang rugi kita semua," jelasnya.

Dia mengharapkan demonstrasi pada 4 November 2016 tidak menyebabkan kekacauan. Wiranto mengatakan para tokoh ulama terutama yang menjadi pimpinan dari organisasi Islam seperti Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mengharapkan agar mempererat persaudaraan sesama umat Islam dan sesama manusia.

Baca juga artikel terkait DEMO 4 NOVEMBER atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Politik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan