tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tembus level 5.000 pada awal pekan ini, Senin (6/7/2020). IHSG diperdagangkan di posisi 5.007,6 setelah naik 22,81 poin atau 0,68 persen pada pukul 09.31 WIB. Sementara itu, indeks LQ45 atau kelompok 45 saham gabungan naik 7,1 poin atau 0,92 persen menjadi 778,06 poin.
Dalam laporannya yang dikutip Antara, Tim Riset Phintraco Sekuritas menulis bahwa para pelaku pasar sedang menantikan rilis data consumer confidence periode Juni. Dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), consumer confidence bulan Juni tersebut diperkirakan akan meningkat.
Pergerakan nilai tukar rupiah juga menjadi katalis dalam perdagangan indeks hari ini. Para pelaku pasar akan mengamati nilai tukar rupiah seiring dengan antisipasi data neraca perdagangan dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Di sisi lain, perdagangan saham Wall Street cenderung menguat sepanjang pekan lalu. Hal tersebut disebabkan oleh rilis data pengangguran dan data ketenagakerjaan non pertanian yang berada di atas ekspektasi consensus. Akan tetapi, melajunya indeks saham Wall Street masih dibayangi kasus COVID-19 yang terus meningkat di negeri Paman Sam tersebut.
Perdagangan IHSG pekan lalu pun demikian, bergerak menguat menguji level resisten di kisaran 5.000-5.020 sepanjang pekan lalu.
Subsektor unggas dan kertas menopang penguatan IHSG pada sektor industri dasar. Namun, sektor perbankan juga bergerak menguat sebagai respons terhadap PMK Nomor 70/PMK.05/2020 tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Mempertimbangkan sentimen tersebut, IHSG diperkirakan masih akan menguat dan menguji resistensi di kisaran level 5.000 di awal pekan ini.
Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini menguat ditandai dengan indeks Nikkei naik 291,44 poin atau 1,31 persen menjadi diperdagangkan pada 22.597,92 poin. Indeks Hang Seng naik 463,63 poin atau 1,83 persen menjadi 25.836,75 poin, dan indeks Shanghai bergerak naik 93,46 poin atau 2,96 persen ke 3.246,27 poin.
Proyeksi Pergerakan IHSG Pekan ini
Di sisi lain, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan bahwa IHSG berpotensi terkoreksi dibayangi kekhawatiran meningkatnya kasus baru COVID-19. “IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.885 sampai 4.712 dan resistance di level 5.000 sampai 5.139,” ungkap Hans Kwee.
Beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG antara lain indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq di Wall Street yang menutup kuartal kedua 2020 dengan kenaikan, termasuk rekor kenaikan tertinggi. Sentimen lainnya ialah adanya perbaikan data tenaga kerja di AS seiring pelonggaran lockdown yang diberlakukan.
Lonjakan kasus COVID-19 dapat membayangi pembukaan ekonomi, sebagaimana dituturkan Hans. Oleh karenanya, beberapa negara bagian AS melakukan penundaan pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus COVID-19 yang meningkat dan menimbulkan kekhawatiran gangguan ekonomi. Sementara itu, perkembangan vaksin COVID-19 akan menjadi sentimen positif bagi pasar.
Para investor juga akan memperhatikan potensi perang dagang AS dan Cina. Di samping itu, lebih dari 75 anggota Kongres AS telah mengirim surat mendesak Presiden Donald Trump untuk mengambil keputusan resmi terhadap Cina akibat kekejaman yang terjadi atas kaum muslim Uighur.
Sentimen positif lain datang dari aktivitas bisnis Cina yang mulai membaik akibat permintaan dalam negeri yang meningkat, di tengah permintaan luar negeri yang lemah.
Dari domestik, pasar Indonesia diwarnai sentimen positif data ekonomi. Namun, adanya perpanjangan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi menjadi indikasi bahwa Indonesia belum mampu memenuhi aturan WHO untuk melonggarkan pembatasan social tersebut sebagaimana dilakukan oleh negara lain. Masalah kesehatan dinilai menjadi kendala utama ekonomi Indonesia.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora