tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat 13,72 Poin atau 0,28 persen menjadi 4.928,11 poin pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (2/7/2020).
Penguatan ini terjadi akibat pengembangan vaksin COVID-19 yang menunjukkan hasil sehingga memicu optimisme pasar. Sementara perdagangan indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan dibuka pada 762,32 poin setelah naik 2,94 poin atau 0,39 persen.
Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporannya menuliskan pasar optimis terhadap vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech. Sehingga, perjalanan IHSG diperkirakan akan melaju ke wilayah aman hari ini.
Meski demikian, rilis data PMI periode Juni yang berada di bawah ekspektasi diperkirakan dapat menahan pergerakan IHSG menuju ke zona hijau hari ini.
Lebih lanjut, IHSG diperkirakan menguat terbatas akibat adanya kedua katalis domestik maupun global tersebut. Selain itu, IHSG juga diperkirakan akan diperdagangan dalam rentang support resisten 4.800-5.000 pada hari ini. Oleh sebab itu, para investor disarankan untuk tidak terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli.
Aksi beli dapat dilakukan secara selektif terhadap beberapa emiten perbankan terutama bank BUKU IV seperti BBRI, BBCA, BBNI, dan BMRI. Selain itu, investor juga perlu mencermati saham-saham tambang terutama yang berkaitan dengan batubara pada hari ini. Hal tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas produksi Cina yang diperkirakan memberi sentiment positif bagi saham-saham tersebut.
Pada akhir perdagangan Rabu (1/7/2020) kemarin, IHSG ditutup menguat 9 poin atau 0,18 persen menjadi 4.914,39 poin. Sementara itu, kelompok LQ45 naik 3,18 poin atau 0,42 persen menjadi 759,38 poin.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan perdagangan dipengaruhi kinerja emiten di kuartal I 2020, data inflasi yang lebih tinggi dari konsensus, dan naiknya data manufuktur Cina di bulan Juni.
Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin menunjukkan bahwa tingkat inflasi di bulan Juni 2020 mencapai 0,18 persen. Jika diakumulasikan, laju inflasi tahun kalender Januari-Juni 2020 tercatat sebesar 1,09 persen. sementara, catatan laju inflasi tahunan mencapai 1,96 persen.
Terdapat lima sektor yang mengalami peningkatan dimana sektor pertambangan naik paling tinggi yakni 1,08 persen. sektor keuangan menempati posisi kedua dengan kenaikan sebsar 1,03 persen, dan sektor pertanian ada di posisi ketiga naik 0,59 persen.
Lima sektor juga tercatat mengalami koreksi dengan penurunan paling tajam oleh sektor property sebesar minus 0,99 persen.
Penutupan perdagangan saham diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp177,8 miliar.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora