tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.678 pukul 09.00 WIB, pada perdagangan Senin (20/3/2023). Posisi tertinggi indeks mencapai 6.678 dan terendah ada di level 6.664.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp128 miliar dan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.302 triliun. Selain itu, setidaknya ada 101 saham yang bergerak menguat dan 116 saham melemah. Sementara sisanya 236 stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani memperkirakan, indeks akan bergerak mixed dalam range level 6.550 – 6.766. Setelah pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat sebesar +1,71 persen atau +112,51 poin di level 6.678.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, pemerintah melaporkan realisasi belanja pemerintah melalui e-katalog mencapai Rp46 triliun hingga periode 17 Maret 2023. Anggaran belanja pengadaan barang/jasa pemerintah (PBJP) pada tahun ini sebesar Rp1.092 triliun.
Sementara itu, Kementerian Keuangan melaporkan realisasi penerimaan pajak pada Februari 2023 tumbuh 40,35 persen YoY mencapai sebesar Rp279,98 triliun. Realisasi tersebut setara dengan 16,30 persen target penerimaan pajak yang ditetapkan APBN 2023.
"Penerimaan pajak ini dipicu oleh harga komoditas yang tinggi, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang impresif, dan dampak dari implementasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP)," katanya.
Dari mancanegara, industrial production Amerika Serikat periode Februari 2023 tercatat terkontraksi -0,2 persen YoY, di bawah periode sebelumnya 0,5 persen YoY. Dalam periode bulanan tercatat turun di level 0 persen MoM, di bawah periode sebelumnya 0,3 persen MoM, dan di bawah konsensus 0,2 persen MoM.
Sementara itu, The Fed tercatat memberi fasilitas diskonto untuk perbankan AS sebesar 152,9 miliar dolar AS. The Fed juga menyalurkan pinjaman berjangka perbankan senilai 11,9 miliar dolar AS dan fasilitas likuiditas senilai total 140 miliar dolar yang diberikan kepada Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Adapun, The Fed telah memberi bantuan likuiditas sebesar 300 miliar dolar AS sejak pekan lalu.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin