Menuju konten utama

IDI: Tiga Tahun Pandemi, 2.172 Nakes Meninggal

Dari jumlah tersebut, sebanyak 756 dokter dan 718 perawat meninggal.

IDI: Tiga Tahun Pandemi, 2.172 Nakes Meninggal
Sejumlah perawat beristirahat dengan mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (5/6/2020). ANTARA FOTO/FB Anggoro/pras.

tirto.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) baru saja membeberkan data tenaga kesehatan yang meninggal selama pandemi COVID-19. IDI mencatat, terhitung semenjak tahun 2020 awal pandemi berlangsung, sebanyak 2.172 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia akibat COVID-19.

Sekretaris Jenderal PB IDI Ulul Albab menyatakan dengan dirilisnya data ini semoga menjadi pembelajaran untuk menghadapi pandemi di masa depan.

“Bagaimanapun juga mereka pahlawan buat kita semuanya, tanpa pengorbanan mereka kita tidak bisa sampai di titik ini. Kita harus peringati dengan begitu, kita bisa memberikan hikmah, pembelajaran dan lebih siap lagi kalau ada pandemi di masa yang akan datang,” kata Ulul dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2023).

Berdasarkan data PB IDI per tanggal 8 Maret 2023, dari 2.172 tenaga kesehatan tersebut 756 di antaranya merupakan para dokter dengan jumlah terbanyak dokter kandungan.

“Ini yang nanganin COVID kebanyakan dokter paru tapi paling banyak (meninggal) dokter kandungan," sambungnya.

Berikut data jumlah tenaga kesehatan yang meninggal akibat COVID-19 per 8 Maret 2023:

  1. Dokter: 756
  2. Perawat: 718
  3. Bidan: 421
  4. Ahli gizi / nutrisionis: 33
  5. Tenaga Sanitasi Lingkungan: 25
  6. Teknik Kardiovaskuler: 2
  7. Terapis gigi dan mulut: 25
  8. Ahli teknologi lab medik: 22
  9. Perekam medis: 13
  10. Tenaga kesehatan masyarakat: 14
  11. Tenaga teknis kefarmasian: 40
  12. Optometris: 11
  13. Promosi kesehatan: 7
  14. Radiografer: 24
  15. Okupasi terapis: 2
  16. Terapis wicara: 1
  17. Elektromedis: 12
  18. Dokter gigi: 46
“Jumlah yang dipaparkan ini masih terus diupdate karena masih banyak yang membutuhkan verifikasi. Angka yang sebenarnya tentu jauh lebih besar,” kata Ulul.

Menurut Ulul, kisah soal pandemi COVID-19 tidak boleh dilupakan atau bahkan hilang dalam kurun waktu 5-15 tahun lagi.

PB IDI menyarankan tanggal 15 Maret dijadikan hari peringatan khusus untuk merefleksikan kembali perjuangan COVID-19. Mereka menyarankan hari tersebut dijadikan sebagai Hari Pandemi Nasional atau Hari Kesadaran Kesehatan.

Ketua Satgas COVID-19 IDI Erlina Burhan juga megaskan bahwa pengetahuan dan kesadaran masyarakat seantero tanah air Indonesia yang kini cukup komprehensif tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus digalakkan.

“Kami segenap Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berharap agar pengalaman di masa pandemi COVID19 ini dapat senantiasa dijadikan pelajaran berharga untuk menghadapi tantangan kesehatan global,” kata Erlina dalam kesempatan yang sama.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri