tirto.id - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengambil sampel DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Menurut Kaur DVI Polda DIY Titik Rahma pengambilan DNA dilakukan untuk keperluan identifikasi. Sampel DNA akan dikirim ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
"Langsung kami kirim sampel ke Kramat Jati. Di semua kota seluruh Polda yang memang ada data-data korban di manifes ya kita bergerak," kata Titik di kediaman keluarga Herjuno Darpito (47), korban jatuhnya pesawat Lion Air, Selasa (30/10/2018).
Menurut Titik, berdasarkan daftar manifes pesawat, baru dua orang penumpang yang teridentifikasi berasal dari DIY yakni Zuiva Puspitaningrum dan Herjuno Darpito.
Namun demikian untuk keluarga Zuiva belum dapat dilakukan pemeriksaan karena masih berada di Jakarta, sehingga baru keluarga Herjuno Darpito yang telah didatangi dan dilakukan pemeriksaan DNA.
"Kami mengambil DNA untuk pembanding aja karena kan pembanding lurus dengan anak kandung bapak ibunya itu. [meliputi] usapan pipi dalam, terus sama darah," katanya.
Adik kandung Herjuno, Umi Kuswahjati (46) di Yogyakarta mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi terkait dengan kondisi kakaknya.
Suami Umi yang sudah berangkat ke Jakarta dan berada Crisis Center Bandara Soekarno Hatta pun belum memberikan perkembangan kabar.
Kabar terakhir yang ia dapatkan adalah dari PT Pelindo. Perusahaan tempat kakaknya bekerja itu membenarkan bahwa dua karyawannya termasuk Herjuno menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang.
Meskipun belum ada kabar pasti terkait kakaknya, Umi menyebut ia telah memberikan dokumen, ciri-ciri, dan sampel DNA yang dibutuhkan untuk identifikasi jenazah Herjuno.
"Cek DNA orang tua bapak dan ibu terus ciri-ciri mas saya apa aja. Terus struktur gigi dan foto-foto yang dipunya juga. Tadi saya ditanya data-data mas saya dan lain-lain," kata Umi.
Keluarga Herjuno Berharap Mukjizat Keselamatan
Umi menyimpan harapan Herjuno dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Namun hingga saat ini keluarga belum mendapatkan kabar pasti terkait kondisi korban.
Setelah Herjuno dipastikan menjadi salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh pada Senin (29/10/2018) pagi, anggota keluarga diliputi kesedihan dan kecemasan.
Namun demikian, harapan masih terus dipendam keluarga Herjuno yang berada di Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
"Berharap ada mukjizat dari Allah. Meskipun jatuh di laut insyaallah dapat ditemukan dengan selamat. Kalau pun tidak selamat insyaallah kami pasrah sama Allah apa pun yang terjadi," kata Umi.
Dalam kepasrahannya, Umi tak dapat menyembunyikan kesedihan. Beberapa kali matanya berlinang, saat sanak keluarga datang menyalaminya.
Umi mengingat kakaknya sebagai sosok panutan dalam keluarga karena selalu berjuang dengan keras. Selain itu, laki-laki yang tinggal di Tangerang bersama istri dan satu anaknya itu juga selalu berpesan agar seluruh adik-adiknya hidup rukun.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Dipna Videlia Putsanra