tirto.id - Ibukota Australia dan beberapa kota di negara kangguru ini dilanda badai yang menyebabkan hujan lebat dan hujan es. Melbourne dan Canberra telah dilanda badai besar, dengan hujan es sebesar bola golf jatuh di beberapa daerah.
Pihak berwenang menerima ratusan panggilan darurat ketika hujan es terjadi. Hujan ini menghancurkan jendela kantor dan kaca depan mobil di ibukota negara itu, demikian sebagaimana diwartakan BBC. Badai juga diperkirakan akan melanda Sydney dan Brisbane pada Senin (20/1/2020) malam waktu setempat.
Victoria, New South Wales (NSW), dan Queensland mengalami hujan lebat dan banjir dalam beberapa hari terakhir dan sedikit membantu untuk memdamlan kebakaran di wilayah tersebut. Namun, angin kencang juga membawa debu sisa pembakaran yang menghitamkan langit di kota-kota NSW seperti Orange dan Dubbo.
NBC News mewartakan, jalan-jalan utama di Queensland ditutup karena negara bagian itu dihantam hujan lebat yang belum pernah dialami negara itu selama berbulan-bulan. Hujan ini juga menyebabkan aliran listrik terputus di New South Wales.
"Hujan deras dan deras telah mereda, tetapi hujan dan badai masih mungkin terjadi sepanjang akhir pekan," kata Biro Meteorologi di Queensland pada Sabtu, mencatat 100+ curah hujan di banyak lokasi.
Beberapa negara bagian juga mengalami peningkatan curah hujan tiga kali lipat dalam semalam. Namun, tidak ada kerusakan parah yang dilaporkan, meski beberapa daerah banjir dan banyak tempat-tempat publik serta tempat wisata ditutup akibat kejadian ini.
Meskipun hujan deras, pihak berwenang masih memerangi hampir 100 nyala api, yang telah menewaskan 29 orang sejak September dan menghancurkan lebih dari 2.500 rumah. Asap dari kebakaran hutan juga telah mengelilingi Bumi, NASA mengumumkan pada Selasa.
Meski badai dan hujan telah terjadi di daerah-daerah yang dilanda kebakaran di Australia, pihak berwenang mengatakan kebakaran hutan di negara itu masih "jauh dari selesai". Lebih dari 80 titik api masih menyala di New South Wales dan Victoria pada hari Senin (20/1/2020), meskipun hujan deras terjadi di wilayah itu.
Sejak September, kobaran api di Australia telah menewaskan sedikitnya 30 orang, menghancurkan lebih dari 2.000 rumah dan membakar 10 juta hektar tanah - wilayah yang hampir seukuran Inggris. Bencana kebakaran telah diperburuk oleh suhu panas, kekeringan, dan perubahan iklim.
Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews mengatakan pada Senin mengatakan, hujan baru-baru ini terbukti "sangat membantu" bagi masyarakat yang terkena dampak kebakaran hutan. Namun dia menambahkan badai juga telah menghambat beberapa upaya pemadaman kebakaran, dan menyebabkan tanah longsor di jalan raya.
"Pada akhirnya, kita harus tetap waspada. Ini 20 Januari - musim kebakaran masih jauh dari selesai," kata Andrews kepada wartawan.
Andrews mengatakan masih ada "titik api besar" seluas lebih dari 1,5 juta hektar dari kebakaran yang berkobar di timur negara bagian itu sejak Malam Tahun Baru.
Editor: Agung DH