tirto.id - Hujan meteor Geminid pada Desember diprediksi akan jadi yang terbaik selama 2018. Sebagaimana dikutip dari Space, puncak hujan meteor Geminid akan terjadi pada Jumat 14 Desember 2018.
Sementara itu, In the Sky mewartakan, pada waktu yang sama, bulan akan mencapai umur 6 hari atau disebut waxing crescent (bulan sabit pertama).
Hujan meteor Geminid pertama kali diamati pada 1833 dari perahu di sungai Mississippi. Geminid disebabkan oleh revolusi Bumi terhadap matahari melewati puing-puing yang ditinggalkan asteroid 3200 Patheon. Puing-puing ini terbakar di ketinggian 70 sampai 100 kilometer lalu terlihat seperti bintang jatuh.
Menurut Margaret Campbell Brown dan Peter Brown, dalam Observer's Handbook tahun 2018, dari Royal Astronomical Society of Canada, aktivitas puncak Geminid tahun ini akan terjadi pada jam 7 pagi EST (19.00 WIB).
Geminid dapat disaksikan di seluruh belahan dunia saat matahari tenggelam sampai tanggal 16 Desember mendatang. Hujan meteor dapat disaksikan tanpa menggunakan peralatan khusus.
Menurut ahli meteor NASA, Bill Cooke, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Geminid adalah jam 2 pagi, waktu setempat.
Saat tengah malam di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung pancaran meteor Geminid akan muncul 42 derajat di atas ufuk Timur Laut, sedangkan di Surabaya akan muncul 44 derajat di atas ufuk Timur Laut.
Semakin sedikit polusi cahaya, semakin baik hasil yang didapat. Sebagaimana disiarkan In the Sky, sekitar 68 meteor per jam akan tampak di langit Yogyakarta, di Jakarta dan Bandung 67 meteor per jam, dan di Surabaya 70 meteor per jam.
Akan tetapi, semakin banyak polusi cahaya, potensi meteor yang akan terlihat akan semakin sedikit.
Tempat dengan sedikit cahaya—seperti pedesaan dan pesisir laut—merupakan tempat yang cocok untuk melihat hujan meteor. Pengamat bisa mencari tempat yang rendah cahaya untuk memulai pengamatan.
Langit malam tanpa awan mendung merupakan kondisi yang baik untuk melihat hujan meteor Geminid. Akan tetapi, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Desember merupakan bulan dengan curah hujan tinggi.
Situs web Weather, memprakirakan tanggal 14 akan terjadi badai petir di Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta, sedangkan Bandung akan mengalami hujan dengan intensitas sedang.
Dilansir dari Earthsky, mengajak beberapa teman sambil berkemah bisa menjadi solusi yang bagus untuk melihat hujan meteor Geminid. Kemudian masing-masing melihat ke berbagai arah dan ucapkan “meteor” ketika melihat ada meteor yang melintas. Teknik ini, menurut Earthsky, memungkinkan untuk melihat lebih banyak meteor.
Saat memandang langit yang gelap, mata manusia akan beradaptasi untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Butuh sekitar 20 menit agar mata bisa beradaptasi dengan langit yang gelap.
Posisi yang baik untuk melihat hujan meteor Geminid adalah dengan memandang ke Timur laut. Namun, posisi ini akan berubah seiring berputarnya Bumi. Pukul 8 malam, rasi bintang Gemini akan berada di ufuk Timur.
Penulis: Said Nur
Editor: Dipna Videlia Putsanra