tirto.id - Raksasa teknologi Cina, Huawei, menggugat Pemerintah AS pada Kamis (7/3/2019), karena membatasi penjualan peralatan telekomunikasi di negara itu.
Pembatasan penjualan peralatan oleh AS karena alasan keamanan saat perusahaan Huawei meningkatkan upaya untuk mempertahankan aksesnya ke pasar global untuk generasi mendatang.
Melansir Associated Press, Huawei Technologies Ltd, meminta pengadilan AS untuk menolak mengeluarkan ketentuan tidak konstitusional yang melarang pemerintah AS dan pihaknya menggunakan peralatan Huawei.
Larangan pegawai pemerintahan menggunakan Huawei itu mengancam akses ke pasar–pasar utama. Apalagi Huawei sedang bersiap untuk berinvestasi miliaran dolar dalam jaringan seluler generasi mendatang, yang dikenal sebagai 5G.
Keluhan yang diajukan di pengadilan Texas, markas operasi Huawei AS bahwa apa yang dilakukan AS merupakan "bill of attainder".
"Bill of attainder" merupakan tindakan legislature yang menyatakan bahwa seseorang atau perusahaan bersalah karena melakukan kejahatan, dan menghukumnya, tanpa pengadilan. Namun, dalam konstitusi AS, melarang melakukan hal tersebut.
Kedutaan Besar Amerika di Beijiing mengatakan tak berkomentar tentang proses pengadiilan itu.
Seorang profesor di Sekolah Hukum John Marshall di Chicago, Steven Schwinn, mengatakan gugatan tersebut kemungkinan akan dibatalkan oleh hakim.
Dia mengatakan klaim "bill of attainder", atau hukuman tanpa proses yang wajar, akan sulit dibuktikan.
Tetapi Schwinn mengatakan gugatan tersebut adalah satu-satunya pilihan Huawei yang tersisa, singkatnya mencoba membuat Kongres untuk membatalkan larangan tersebut.
Franklin Turner, seorang mitra di firma hukum McCarter & Inggris, mengatakan gugatan ini memiliki persamaan dengan gugatan yang diajukan oleh Kaspersky Labs pada 2017 yang akhirnya dibiarkan begitu saja.
Pemerintah AS telah melarang agen-agen federal untuk menggunakan produk anti-virus Kaspersky karena kekhawatiran tentang hubungannya dengan Kremlin dan operasi mata-mata Rusia.
Turner mengatakan Huawei kemungkinan akan terus berjuang, tetapi untuk membuatnya tetap berjalan itu sangat sulit dan hampir tidak mungkin.
Huawei, merek teknologi global Cina pertama yang berada ditengah ketegangan AS-Cina atas persaingan teknologi dan cyberspying.
Perusahaan telah menghabiskan waktu bertahun – tahun untuk mengesampingkan tuduhan atas fasilitas mata – mata Cina atau dikendalikan oleh Partai Komunis yang berkuasa.
“Kami terpaksa mengambil tindakan hokum ini sebagaii upaya yang tepat dan terakhir,” kata ketua perusahaan, Guo Ping, pada konferensi pers.
Guo mengatakan, larangan itu akan membatasi persaingan, memperlambat peluncuran komunikasi generasi kelima dan kenaikan harga untuk konsumen.