Menuju konten utama

Hoaks dan Fakta Virus Corona: Sembuh dengan Kerokan?

Dokter Spesialis Paru-paru, Megantara mengatakan bahwa virus Corona ini tidak semengerikan yang diinformasikan di media sosial maupun grup-grup Whatsapp.

Hoaks dan Fakta Virus Corona: Sembuh dengan Kerokan?
Ilustrasi Virus. foto/istockphoto

tirto.id - Sejak pertama kali muncul pada Desember 2019 lalu, virus Corona jenis baru atau 2019-nCoV menyita perhatian publik.

Virus Corona beberapa kali juga masuk dalam Google Trends hingga trending topic di Twitter karena banyaknya masyarakat yang ingin mencari tahu tentang gejala serta penyebab virus ini.

Hingga hari ini, Kamis (30/1/2020) sudah lebih dari 160 orang meninggal dunia karena virus yang dinamai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Coronavirus novel 2019 (2019-nCoV). Virus itu kini telah menyebar ke lebih dari 16 negara di luar Cina.

Namun, hoaks dan lelucon tak manusiawi membuat daya rusak Virus Corona ini justru semakin berlipat ganda.

Redaksi Tirto mencoba menghimpun beberapa informasi terkait virus Corona dari media sosial hingga grup Whatsapp dan menanyakan kebenaran informasi tersebut kepada Dokter Spesialis Paru-paru di Rumah Sakit JIH, Megantara.

Berikut beberapa informasi yang beredar di masyarakat serta penjelasan Megantara.

1. Penularan virus Corona efektif dicegah dengan menggunakan masker.

"Kalau masker kain untuk pasien tidak efektif mencegah virus Corona karena masih ada bagian yang terbuka, saya selalu menyarankan pasien saya untuk menggunakan masker jenis N95 yang lebih efektif karena lebih tertutup rapat," ujar Megantara.

2. Cara menggunakan masker yang benar, warna putih atau bagian lembut di luar.

"Lapisan halus (warna putih) untuk muka, yang viral itu salah, kalau N95 tidak perlu dibolak balik karena lebih tebal," kata Megantara.

3. Masker hanya untuk sekali pakai.

"Tidak ada patokan khusus, selama masih bagus. Kecuali kalau terkena abu gunung berapi itu cepat rusak, satu jam sekali harus ganti. Tapi kalau untuk kondisi normal (pencegahan virus Corona) bisa satu hari atau berulang enggak masalah. Jenis N95 bisa berhari-hari digunakan asal fisik masih bagus," kata Megantara.

4. Tidak ada obat, yang terkena virus Corona bisa sembuh?

"Orang yang terinfeksi virus Corona bisa sembuh, kalau daya tahan tubuhnya baik. Sampai saat ini belum ada obat, dan vaksin. Corona tingkat kematian sampai saat ini 2,3 persen artinya ya yang terkena bisa sembuh asal daya tahan tubuhnya baik," ujar Megantara.

5. Kalau tenggorokan kering lebih rentan terinfeksi virus Corona.

"Kalau tenggorokan kering ya bisa cepat kena virus dan bakteri, karena di tenggorokan itu ada lapisan mukus (lendir/dahak) ini berfungsi melindungi saluran nafas, kalau kering ya risikonya tenggorokan lebih mudah terkena virus dan bakteri apapun bukan hanya Coronavirus," kata Megantara.

6. Hindari makan gorengan untuk mencegah terinfeksi virus Corona.

"Ini hoaks, enggak bener ini, enggak ada hubungannya," kata Megantara.

7. Kalau kena virus Corona bisa sembuh dengan kerokan.

"Ini juga enggak bener, hoaks ini. Yang benar bisa sembuh saat daya tahan tubuh baik," ujar Megantara.

8. Kalau terinfeksi virus Corona pasti mengalami pneumonia.

"Tidak selalu, tergantung kondisi fisik, kalau imun tubuh bagus sembuh sendiri dan tidak semua yang terinfeksi virus Corona mengalami pneumonia," jelas Megantara.

9. Rebusan atau rendaman bawang putih bisa mengobati orang yang terinfeksi virus Corona.

"Enggak, ini hoaks. Kalau pengobatan medis menggunakan prinsip evidence based medicine, pengobatan berbasis bukti ilmiah (penelitian), sampai saat ini, belum cukup bukti rendaman bawang bermanfaat untuk pengobatan NCov," ujar Megantara.

10. Anak-anak yang terkena Coronavirus bisa terjadi manifestasi yang lebih serius.

"Sampai saat ini laporan yang saya tahu usia paling muda yang meninggal karena virus Corona itu 36 tahun, termuda berikutnya adalah 46 tahun, ini meninggal karena memang memiliki riwayat penyakit lain. Yang lebih banyak terkena Coronavirus ini justru orang tua atau yang lanjut usia. Kalau daya tahan tubuhnya bagus bisa sembuh sendiri," kata Megantara.

11. Sering membersihkan tangan dengan tisu bisa mencegah tertular Coronavirus.

"Kalau tisu basah biasa tidak bisa, kecuali tisu basah yang ada kandungan alkohol. Virus ini bisa mati dengan alkohol 70 persen atau suhu 70 derajat dalam waktu enam detik," kata Megantara.

12. Tanpa gejala orang yang terinfeksi virus Corona bisa langsung kolaps.

"Video orang yang tiba-tiba jatuh atau foto dari atas orang-orang pada meninggal di jalanan itu hoaks, tidak benar. Ada prosesnya orang terinfeksi virus ini tidak langsung tiba-tiba kolaps," kata Megantara.

13. Orang yang punya riwayat asma, penyakit jantung, kanker dan riwayat penyakit lain lebih rentan terkena Coronavirus.

"Orang yang punya riwayat sakit tertentu seperti jantung memang bisa lebih berpotensi dan memperburuk kondisi jika terinfeksi virus Corona," ujar Megantara.

14. Virus Corola bisa ditularkan lewat hubungan seksual yang tidak aman (tanpa kondom).

"Bisa, karena virus ini ditularkan oleh cairan tubuh lewat membran mukosa," jelas Megantara.

Penularan virus Corona.

Megantara juga menjelaskan beberapa cara penularan virus Corona, antara lain.

    • Kontak (contact transmission)
Coronavirus dapat menular melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus Corona melalui kulit serta selaput lendir (mata, luka terbuka pada kulit, lidah).

Sehingga Megantara menyarankan agar sering mencuci tangan karena penularan bisa terjadi melalui kontak tangan.

    • Percikan (droplet transmission)
Virus Corona dapat menular melalui cairan tubuh seperti percikan ludah yang keluar saat berbicara, bersin hingga batuk.

    • Udara (airborne transmission)
"Virus Corona bisa ditularkan lewat udara seperti diterbangkan oleh angin," ujar Megantara.

Megantara juga menambahkan bahwa virus Corona ini tidak semengerikan yang diinformasikan di media sosial maupun grup-grup Whatsapp.

Sebab dengan pola hidup sehat, rajin berolahraga dan menjaga daya tahan tubuh yang baik maka kita tidak akan terinfeksi virus ini.

Namun jika kita terinfeksi virus ini sekalipun tak perlu panik, kendati obat dan vaksinnya belum ditemukan tetapi kita tetap bisa sembuh dan sehat seperti sedia kala dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH