tirto.id - Coro atau kecoa. Binatang yang menurut temuan paling baru sudah ada di muka bumi sejak periode triasik sekira 200-250 juta tahun silam. Seperti halnya tikus, kecoa merupakan musuh manusia di dalam rumah.
Namun dari lebih 4.000 spesies kecoa di planet ini, “hanya” sekitar 30 spesies yang bisa hidup di sekitar manusia. Well, 30 itu banyak, sih. Karena identik dengan hal-hal yang jorok dan menjijikan, tak sedikit orang yang takut dengan binatang kecil ini.
Panji Petualang bahkan sampai menjerit-jerit kala melihat kecoa, sekalipun kecoa mainan belaka. “Si Panji sama ular berbisa berani, sama kecoa takut lu,” komentar Denny Cagur. Bagi orang-orang yang punya ketakutan berlebih terhadap kecoa, para pengidap katsaridaphobia, boleh jadi binatang dengan nama Latin Blattodea ini merupakan salah satu masalah terbesar dalam kehidupan mereka.
Bahkan menurut Richard Kaae, ahli serangga dari California State University, citra kecoa jauh lebih buruk dari serangga lain, terutama nyamuk, hewan yang notabene paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Rachel Nuwer, seorang jurnalis sains, mengamininya. “Setidaknya, kita enggak lari atau teriak kalau ketemu nyamuk,” tulis Nuwer.
“Permusuhan” antara manusia dengan kecoa sudah berlangsung sejak dulu kala. Pada zaman Mesir kuno, misal, orang-orang memantrai pemukul-kepala Dewa Khnum sebagai senjata pembunuh kecoa.
Di Romawi kuno, Tetua Pliny, seorang filsuf dari abad pertama, pernah menulis kecoa sebagai makhluk ‘menjijikkan’ yang jadi hama. Sementara John Smith, pengarang sekaligus tentara dari Jamestown, pada abad ke-14 pernah protes tentang makhluk bernama cacarooch yang baunya bikin sakit. Sementara itu, di abad ke-19, sebagian kecoa diidentifikasi dalam daftar serangga hama, wabah yang hingga kini menyebabkan fenomena katsaridaphobia.
Tak mengejutkan jika kemudian hal-hal di atas bikin manusia selalu ingin memusnahkan kecoa dari kehidupan. Masalahnya, seberapa seringnya pun kita membunuh kecoa, dengan cara apapun, binatang kecil ini selalu muncul lagi dan lagi. Jadi, bagaimana cara membunuh kecoa?
Biasanya kita membunuh kecoa dengan menggunakan obat nyamuk semprot. Padahal, kecoa itu berbeda dengan nyamuk. Para ilmuwan di Purdue University di Indiana, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa kecoa tak mempan dibasmi dengan racun serangga biasa. Obat nyamuk semprot masuk ke dalam golongan tersebut.
Kemudian ada cara lain yang lebih klasik dalam membunuh kecoa, yaitu dipukul atau diinjak. Sejak dulu, ada mitos yang mengatakan supaya kita jangan menginjak kecoa sampai badannya hancur, karena bisa menyebabkan bakteri dalam tubuh kecoa terburai. Beberapa versi mengatakan yang terburai adalah cacing atau telur yang berbahaya bagi manusia. Pada kenyataannya, itu hoaks.
Jika bakteri dalam tubuh kecoa, memang ada dan berbahaya. Namun beda cerita dengan cacing atau telur. Hingga saat ini, belum ada literatur atau penelitian yang menemukan adanya cacing yang keluar dari tubuh kecoa yang mampu memasuki kulit manusia. Sementara untuk telur, jika kecoa hancur, maka telurnya pun—kalau ada—akan ikut mati. Meski begitu, cara membunuh kecoa dengan memukul atau menginjak ini tetap saja kurang efektif. Kenapa?
Pertama, studi menunjukkan bahwa kecoa dapat merespons dalam waktu sekitar 1/20 detik. Saking cepatnya, akan sulit membunuh kecoa dengan menginjak mereka. Kedua, kalaupun sudah menginjaknya, kita benar-benar harus menghancurkan kecoa tersebut, karena kecoa masih bisa bertahan dengan badan remuk, bahkan tanpa kepala, selama setidaknya satu pekan. Sayangnya akan sangat kotor, menebar bakteri dan kuman, serta berbau busuk jika kita melakukan itu. Ketiga, membunuh satu kecoa tak akan menyelesaikan masalah secara jangka panjang, karena kecoa-kecoa lain tetap akan berdatangan.
Jadi, adakah cara yang aman, efektif, dan sehat dalam membasmi kecoa?
Marak pada Musim Hujan
Selama musim hujan, serangga kerap masuk ke rumah, tak terkecuali kecoa. Kehadiran kecoa dapat membuat perkakas rumah menjadi kotor, merusak lapisan buku dan dokumen lainnya, menimbulkan bau tak sedap, bahkan dapat menebar bakteri dan kuman pada makanan.
Pada beberapa kasus, kecoa tergolong binatang yang membahayakan kesehatan. American Academy of Allergy Asthma & Immunology menjelaskan, kontak dengan kecoa dapat menyebabkan alergi. Gejalanya, kulit memerah, gatal, hingga membengkak. Bagi penderita asma, keberadaan kecoa memperparah sesak napas. Selain itu, air liur kecoa pun mengandung bakteri pseudomonas aeruginosa yang dapat menyebabkan penyakit seperti infeksi saluran kemih dan masalah pencernaan.
Laman health.ny.gov memuat beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengusir kecoa dari rumah, antara lain: Menjaga makanan dari kecoa, mengusirnya dari tempat sempit dan tersembunyi, mencegahnya mendatangi genangan air, serta mencegahnya memasuki rumah. Untuk diketahui, binatang bertelur ini suka mendiami tempat berantakan dan ruang yang jarang dijangkau orang.
Menjaga kebersihan dan kerapian ruangan merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari kecoa. Meski begitu, tetap saja hal tersebut dirasa kurang optimal. Kecoa punya kemampuan tinggal dan bersembunyi di kamar mandi, sela-sela barang, di dalam lemari, hingga di ruang-ruang sempit, lembab, dan kotor seantero rumah.
Untunglah kini ada HIT Anti Kecoa Spray, produk anti kecoa spray pertama di Indonesia dengan Formula Khusus Anti Kecoa dan teknologi Pipa Pemburu.
“Produk ini dilengkapi dengan teknologi pipa semprot yang bisa diarahkan ke segala arah sehingga bisa membasmi kecoa yang bersembunyi di sudut rumah yang sulit dijangkau seperti di lubang saluran air," demikian keterangan produsen.
Menyemprotkan HIT Anti Kecoa Spray adalah solusi praktis untuk membunuh kecoa yang bersarang di dalam rumah. Cukup semprotkan HIT Anti Kecoa Spray selama tiga detik di tempat persembunyian kecoa, selanjutnya kecoa bisa mati dalam 7 menit.
Apakah 7 menit itu merupakan waktu yang cepat? Sebenarnya tidak secepat jika kita menginjaknya sampai hancur, tapi justru di sini keunggulan HIT Anti Kecoa Spray. Membunuh kecoa itu bukan soal membunuh satu kecoa, melainkan satu koloni kecoa.
Kecoa punya sekitar 154 reseptor penciuman dan 544 reseptor perasa. Itu adalah salah satu yang terbanyak di antara serangga lainnya. Hal tersebut membuat kecoa tidak pilih-pilih makanan, dari mulai makanan biasa, makanan busuk, sampai karton, buku, kuku manusia, darah, dan bahkan bangkai kecoa lainnya.
Maka, kecoa yang sudah terkena HIT Anti Kecoa Spray yang tidak langsung mati dan kembali ke sarangnya, kemudian akan mati di sana dan bisa menularkan spray ini kepada kecoa lainnya, baik secara langsung (bangkainya dimakan kecoa lain) maupun tidak langsung (terkena sentuhannya).
Itu lah yang membuat HIT Anti Kecoa Spray bisa tiga kali membunuh kecoa hingga ke sarangnya. Spray ini juga harum, jadi tak akan mengganggu indera penciuman. HIT Anti Kecoa Spray tersedia dalam botol kaleng 150 ml dan 325 ml.
Dengan HIT Anti Kecoa Spray, hidup dan rumahmu seharusnya lebih menyenangkan, bukan?
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis