Menuju konten utama

Citra Buruk Kecoak dan Manfaatnya Bagi Dunia Farmasi

Segala hal yang ada di dunia punya perannya masing-masing, termasuk kecoak. Serangga ini salah satu binatang yang dibenci manusia, tapi kecoak punya rahasia manfaat yang tak semua orang mengetahuinya.

Citra Buruk Kecoak dan Manfaatnya Bagi Dunia Farmasi
Ilustrasi kecoak. FOTO/Bigstock

tirto.id - Febri Hardiansyah Pohan bisa mendadak mematung saat berjalan bila hidungnya mencium sesuatu: bau khas yang sudah dihafal kuat oleh otaknya. “Kecoak… ada bau kecoak.”

Pemuda 24 tahun ini sudah bertahun-tahun punya hubungan buruk dengan kecoak. Seperti yang terjadi di beberapa kali saat hari ulang tahunnya. Febri pernah sekali tak berdaya di atas lemari, memohon pada kawan-kawannya untuk berhenti melempar kecoak ke arahnya. Kadang, kecoak jadi masalah terbesar hidupnya, bisa mengalahkan tantangannya membuat skripsi.

Febri tak ingat jelas berapa usianya kala peristiwa traumatis terhadap kecoak terjadi. Ketakutan berlebihan pada kecoak seperti yang dialami Febri dalam dunia ilmiah disebut katsaridaphobia. Rachel Nuwer, seorang penulis lepas yang juga fobia pada kecoak pernah menulis untuk BBC. Ketakutannya pada kecoak membuat Nuwer “menggali sedikit ilmu” tentang salah satu hewan kecil tercepat di dunia ini. Ia tahu persis hubungan manusia dan kecoak sudah jelek sejak dulu kala.

Bangsa Mesir kuno dahulu memantrai pemukul-kepala Dewa Khnum agar jadi senjata pembunuh kecoak. Di Romawi kuno, Tetua Pliny, seorang filsuf dari abad pertama pernah menulis tentang makhluk ‘menjijikkan’ yang jadi hama. Sementara John Smith, pengarang sekaligus tentara dari Jamestown, pada abad ke-14 pernah protes tentang makhluk bernama “cacarooch” yang baunya yang bikin sakit. Sementara itu, di abad ke-19, sebagian kecoak diidentifikasi dalam daftar serangga hama, wabah hingga kini jadi fenomena katsaridaphobia.

Mengacu dari pendapat ahli serangga Richard Kaae dari California State University. Citra kecoak jauh lebih buruk dari serangga lain, terutama nyamuk, sebagai hewan pembunuh paling yang paling banyak membuat kematian di dunia. “Setidaknya, kita enggak lari atau teriak kalau ketemu nyamuk,” tulis Nuwer dalam BBC.

Ada istilah, ‘segala hal di dunia ini tercipta dengan fungsinya masing-masing, sebab Tuhan tak menciptakan kesia-siaan’. Lantas, benarkah serangga cokelat yang jelek dan bau ini cuma berperan sebagai pencipta teror dan selalu dengan citra buruk bagi manusia?

INFOGRAFIK Fungsi Kecoak untuk Manusia

Citra Positif di Dunia Farmasi

Dalam artikel berjudul “Cara Kecoak Menyelamatkan Nyawa” BBC menulis, dari total 4.500 spesies kecoak di dunia, hanya ada empat saja yang tergolong hama. Kebanyakan dari mereka bahkan sudah lama hidup dari manusia, dan punya peran penting dalam ekosistem, terutama dalam proses penguraian.

Kebiasaan kecoak tinggal di tempat jorok dan tak terinfeksi penyakit apa pun juga sudah jadi pertanyaan para ilmuan sejak lama. Sampai sebuah penelitian di Universitas Nothingham menemukan kalau zat di otak serangga ini bisa membunuh 90 persen bakteri penyebab Multi-drug Resistant Staphylococcus Aureus alias MRSA dan E Coli. MRSA merupakan bakteri yang bisa menyebabkan sejumlah infeksi fatal dalam tubuh, sama seperti E Coli yang dalam kadar tertentu adalah bakteri penyebab diare.

Tak hanya itu, rumah sakit di Cina bahkan menggunakan krim yang terbuat dari bubuk kecoak untuk mengobati luka bakar. Sirup kecoak bahkan sesekali diberikan pada pasien untuk meringankan gejala flu perut.

Nama baik kecoak di dunia farmasi dijadikan peluang usaha oleh Wang Fumming, warga Shandong, Cina. Tanpa lahan luas, ia mengklaim diri sebagai peternak kecoak. Tak main-main, keuntungnya berkali-kali lipat. Pada LA Times Wang berucap, “Dengan modal 20 yuan, keuntungan bisa sampai 150 yuan,” atau setara modal $3,5 yang beranak jadi $11. Per tahun ia bisa untung sampai $ 100 ribu atau kurang lebih setara Rp 120-an juta.

Wang mampu membuktikan soal keyakinan bahwa segala sesuatu di dunia punya peran dan manfaatnya. Dan itu terjadi pada serangga bau dan paling dihindari manusia bernama kecoak.

Baca juga artikel terkait KECOAK atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra