tirto.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menyebutkan korsleting listrik sebagai penyebab kebakaran terbanyak di Jakarta selama Januari-Agustus 2024. Berdasarkan data milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, kebakaran akibat korsleting listrik mencapai 61,12 persen.
"Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa sepanjang januari hingga agustus 2024 terdapat 61,12 persen kejadian kebakaran yang disebabkan oleh konsleting listrik," ucapnya dalam rekaman video yang ditayangkan saat diskusi bertema Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta yang digelar di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
Heru mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggencarkan sosialisasi soal pencegahan listrik kepada warga untuk mencegah kebakaran akibat korsleting listrik.
Ia mengimbau masyarakat Jakarta agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran. Utamanya, terkait kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik.
Dalam kesempatan itu, Heru turut meminta warga untuk lebih bijaksana saat menggunakan listrik.
"Pastikan penggunaan peralatan listrik sesuai sadar nasional indonesia, serta rutin melakukan pemeliharaan dan pembaharuan instalasi listrik," sebut Heru.
Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, berujar, BPBD Jakarta telah melakukan upaya meninimalisir kebakaran yang disebabkan korsleting listrik.
Upaya tersebut dilakukan dengan operasi penertiban pemakaian tenaga listrik. Menurut Yohan, oleh BPBD DKI, operasi itu dilakukan selama beberapa kali di sejumlah kawasan.
"BPBD Provinsi DKI Jakarta berinisiasi untuk melaksanakan Program Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik di kawasan permukiman menengah ke bawah dengan bekerja sama dengan instansi terkait seperti Dinas Gulkarmat, Dinas PPKUKM, PLN UID Jakarta Raya, AKLI, dan lain-lain," ucapnya saat diskusi bertema Tingkatkan Keamanan Listrik, Cegah Kebakaran di Jakarta yang digelar di Balai Kota DKI, Rabu.
"Hal ini dilakukan dalam rangka Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional yang diperingati pada bulan Oktober," lanjut dia.
Yohan mengatakan, BPBD DKI juga pernah menggelar Operasi Cegah Kebakaran di Kawasan Tambora, Jakarta Barat. Kedua operasi itu dilakukan di kawasan padat penduduk. Ia beralasan, kawasan padat menduduk menjadi daerah yang rawan terbakar akibat korsleting listrik.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalisir kejadian kebakaran dan dampak korban pada masyarakat," sebut Yohan.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher