tirto.id - Hasil rukyatul hilal Ramadhan 2023 memutuskan bahwa awal puasa NU dimulai pada 23 Maret 2023. Pengurus Besar NU (PBNU) menetapkan hasil hilal tersebut pada Rabu, 22 Maret 2023. Artinya, malam ini umat muslim akan melaksanakan sholat Tarawih yang pertama.
Berdasarkan pemantauan rukyatul hilal di Donggala, Kota Palu, Sulawesi Tengah, hilal sudah terlihat, tepatnya pada pukul 18.34 WITA selama lima menit.
"PBNU, yang berada di bawah koodinasi Lembaga Falakiyah PBNU, telah berhasil melihat hilal, berdasarkan pemantauan yang dilakukan di berbagai lokasi. Atas dasar rukyatul hilal tersebut, dengan ini PBNU menyampaikan kabar bahwa awal bulan Ramadhan 1444 hijriah jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023," ujar Yahya Cholil Staquf selaku Ketua Umum PBNU.
Penentuan 1 Ramadhan 2023 NU Pakai Rukyatul Hilal
Penentuan 1 Ramadhan 2023 versi NU menggunakan metode rukyatul hilal. Cara tersebut tidak hanya dilakukan untuk Ramadan, melainkan juga bulan-bulan lain dalam kalender Islam.
Secara definitif, rukyat adalah aktivitas mengamati wujud hilal secara fisik, yang tampak di ufuk barat. Sementara itu, hilal merupakan penampakan bulan baru atau sabit yang menjadi tanda dimulainya periode bulan baru dalam kalender Kamariah.
Penetapan awal bulan dalam kalender Islam, termasuk 1 Ramadan, ditentukan berdasarkan kriteria imkanur rukyat, yakni kemungkinan terlihatnya hilal. Kriteria bulan baru berdasarkan metode rukyatul hilal bakal terpenuhi atau diperoleh jika hilal berada di ketinggian 2 derajat.
Periode bulan baru dalam kalender Kamariah ditandai dengan munculnya bulan sabit, yang terlihat pasca-matahari terbenam di waktu magrib. Berikut ini beberapa dasar hukum metode rukyatul hilal yang digunakan NU:
1. “Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari,” (HR. Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354).
2. “Apakah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah? Dia berkata: Benar. Beliau meneruskan pertanyaannya seraya berkata: Apakah kau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Dia berkata: Ya benar. Kemudian Rasulullah memerintahkan orang-orang untuk berpuasa besok,” (HR. Abu Daud 283/6).
Selain rukyatul hilal, Nahdlatul Ulama juga memakai data hisab sebagai penentuan 1 Ramadan. Data tersebut akan dipakai sebagai instrumen atau alat pemandu rukyat.
Lembaga Falakiyah (LF) PBNU telah mengumumkan data awal hilal Ramadan 1444 hijriah. Konjungsi (ijtimak) awal Ramadan 1444 H terjadi pada Rabu Pahing, 22 Maret 2023 pukul 00.25.22 WIB merujuk titik lokasi Gedung PBNU Jl Kramat raya Jakarta Pusat dengan koordinator 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.
Sementara itu, tinggi hilal paling kecil di Indonesia saat tenggelamnya matahari pada Rabu, 22 Maret 2023, berada di Kota Merauke dengan ketinggian +7 derajat 15 menit. Hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh, dengan tinggi +9 derajat 05 detik.
Elongasi terkecil di Indonesia pada Rabu, 22 Maret 2023, saat matahari terbenam adalah 8 derajat 32 menit, terjadi di Kota Merauke. Yang terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Aceh, dengan elongasi 10 derajat 8 menit.
Dengan data di atas, posisi hilal di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu, 22 Maret 2023, telah berada di atas ufuk. Itu sudah sesuai dengan indikator imkan rukyah yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Kapan Idul Fitri 2023 Menurut NU
Nahdlatul Ulama belum menentukan jatuhnya Idulfitri 2023 (1444 H). Namun, Penetapan 1 Syawal 1444 H atau Idulfitri 2023 NU akan diputuskan berdasarkan sidang isbat menggunakan metode rukyatul hilal yang diselenggarakan pada Kamis, 20 April 2023 (29 Ramadan 1444 H) mendatang di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin