tirto.id - Hasil Kongres Maritim Indonesia I yang dilangsungkan di Surabaya selama dua hari sejak Rabu (1/12/2016) akan dijadikan rujukan untuk membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan terkait sektor kemaritiman. Kongres ini dibutuhkan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman, Ridwan Djamaludin. "Di kongres ini kita merumuskan rencana aksi yang akan dijadikan masukan kebijakan pemerintah dalam sektor kemaritiman, khususnya infrastruktur," ucapnya di sela-sela penyelenggaraan Kongres Maritim I di hari pertama.
Kongres maritim level nasional yang baru pertamakali diadakan ini melibatkan cukup banyak pihak terkait, baik dari pemerintah, akademisi, praktisi, hingga pelaku usaha. “Sehingga kita bisa mengetahui, khususnya dari para pelaku usaha, terkait infrastruktur apa yang dibutuhkan. Dengan begitu kebijakan pemerintah dalam membangun infrastruktur laut nantinya akan tepat sasaran," papar Ridwan Djamaludin.
Lebih lanjut Ridwan Djamaludin memberikan gambaran bahwa pemerintah telah banyak meresmikan bandara-bandara kecil di pulau-pulau terluar Indonesia dalam setahun terakhir. Selain itu, pemerintah juga fokus pada pengadaan tol laut untuk memasok bahan-bahan kebutuhan pokok ke daerah-daerah yang selama ini sulit terjangkau.
Ridwan Djamaludin juga mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk pemerintah dalam pengambilan kebijakan ke depan demi mewujudkan pencanangan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Banyak sekali program-program yang kita jalankan saat ini, mulai dari penyiapan kapal-kapal dan segala sistemnya agar pelabuhan kita lebih tertib dan efisien pengelolaannya," tutur Ridwan Djamaludin.
Selain dari Kemenko Kemaritiman, kongres ini juga mengundang perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian ESDM, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perindustrian, TNI Angkatan Laut, Badan Keamanan Laut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Anggota Dewan, akademisi, mahasiswa, serta pelaku industri galangan dan perusahaan pelayaran.
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya