tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan hari tanpa bayangan akan terjadi di Indonesia pada bulan September hingga Oktober 2020.
Dalam keterangan resmi BMKG disebutkan, fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di wilayah 34 provinsi Indonesia pada hari berbeda-beda, sejak 7 September 2020 sampai pertengahan Oktober 2020. Rata-rata fenomena hari tanpa bayangan akan berlangsung pada pukul 11 sampai dengan 12.30 siang.
Hari tanpa bayangan sebenarnya adalah fenomena tahunan. Oleh karena posisi wilayah Indonesia berada di sekitar ekuator, hari tanpa bayangan biasa terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. Periode September-Oktober 2020 merupakan waktu fenomena hari tanpa bayangan yang kedua pada tahun ini.
Apa Maksud Hari Tanpa Bayangan dan Kenapa Bisa Terjadi?
Hari tanpa bayangan adalah fenomena yang disebut dengan istilah Kulminasi Utama. Sementara Kulminasi atau transit (istiwa') merupakan fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi (ketinggian) Matahari sama dengan posisi lintang pengamat, fenomena Kulminasi Utama akan terjadi. Ketika fenomena Kulminasi Utama terjadi, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Kondisi tersebut menyebabkan bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Itulah mengapa fenomena Kulminasi Utama juga disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan.
Fenomena hari tanpa bayangan itu dapat terjadi karena bidang ekuator bumi (bidang rotasi bumi) tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika (bidang revolusi bumi). Kondisi inilah yang membuat posisi Matahari akan terlihat dari Bumi terus berubah sepanjang tahun, antara 23,5 derajat Lintang Utara sampai dengan 23,5 derajat Lintang Selatan.
Posisi matahari yang tampak terus berubah dari utara ke selatan bumi dalam periode satu tahun itu disebut gerak semu harian Matahari. Disebut "gerak semu" karena yang sebenarnya bergerak dan berubah posisi bukan matahari, melainkan bumi.
Fenomena hari tanpa bayangan pernah dimanfaatkan oleh seorang ilmuwan Yunani, Erastothenes yang hidup pada abad ke-3 sebelum masehi untuk menghitung keliling bumi.
Saat itu, Erastothenes berambisi membuat peta dunia, dan hal pertama yang ia cari tahu adalah ukuran bumi, demikian dikutip dari American Physical Journal.
Erastothenes semula menerima informasi dari para musafir bahwa ada sebuah sumur istimewa di Syene (Aswan, Mesir). Dianggap istimewa karena pada setiap 21 Juni tengah hari, cahaya Matahari menerangi seluruh lubang sumur tersebut tanpa menimbulkan bayangan.
Kemudian, Erastothenes mempunyai ide untuk mengukur sudut proyeksi bayangan sebuah tiang di kota Alexandria pada tanggal 21 Juni. Hasilnya, cahaya Matahari dan tiang tersebut membentuk sudut 7,2 derajat.
Alexandria berjarak sekitar 800 km arah utara Syene. Dengan menganggap jarak Kota Alexandria-Syene sebagai panjang dan 7,2 derajat sebagai sudut busur, Erastothenes menyimpulkan keliling lingkaran Bumi adalah 40.000 km.
Hitungan keliling bumi yang dicatat oleh Erastothenes tersebut memang kurang akurat (hasil perhitungan modern 40.075 km), tapi upaya dia menunjukkan bahwa hari tanpa bayangan pernah menjadi obyek riset di masa kuno yang menghasilkan pengetahuan luar biasa di zamannya.
Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Indonesia September-Oktober 2020
Posisi wilayah Indonesia yang berada di sekitar garis ekuator membuat wilayah-wilayah di tanah air biasanya mengalami fenomena hari tanpa bayangan sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Waktu terjadinya fenomena hari tanpa bayangan (kulminasi utama) di wilayah Indonesia juga tidak jauh dari saat matahari tampak berada di khatulistiwa.
Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB, demikian seperti dicatat BMKG.
Kemudian, matahari berada di titik balik Utara pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB. Sementara pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB, matahari akan berada di titik balik Selatan.
Oleh sebab itu, hari tanpa bayangan pernah terjadi di Jakarta pada tanggal 4 Maret 2020, sekitar jam 11.40 WIB. Fenomena ini akan terjadi lagi di Jakarta pada 8 Oktober 2020, jam 11.40 WIB.
Berikut data lengkap jadwal Hari Tanpa Bayangan di ibu kota 34 provinsi Indonesia pada periode September-Oktober 2020:
- Banda Aceh: 7 September 2020, pukul 12:36:40 WIB
- Medan: 12 September 2020, pukul 12:21:27 WIB
- Padang: 24 September 2020, pukul 12:10:30 WIB
- Pekanbaru: 20 September 2020, pukul 12:07:33 WIB
- Bengkulu: 1 Oktober 2020, pukul 12:00:34 WIB
- Jambi: 26 September 2020, pukul 11:56:50 WIB
- Tanjung Pinang: 19 September 2020, pukul 11:55:57 WIB
- Palembang: 29 September 2020, pukul 11:51:13 WIB
- Bandar Lampung: 6 Oktober 2020, pukul 11:47:01 WIB
- Pangkal Pinang: 27 September 2020, pukul 11:46:29 WIB
- Serang: 7 Oktober 2020, pukul 11:43:08 WIB
- Jakarta Pusat: 8 Oktober 2020, pukul 11:40:09 WIB
- Bandung: 9 Oktober 2020, pukul 11:36:47 WIB
- Semarang: 10 Oktober 2020, pukul 11:25:10 WIB
- Yogyakarta: 12 Oktober 2020, pukul 11:24:57 WIB
- Surabaya: 11 Oktober 2020, pukul 11:15:49 WIB
- Pontianak: 23 September 2020, pukul 11:34:58 WIB
- Palangka Raya: 27 September 2020, pukul 11:15:22 WIB
- Banjarmasin: 1 Oktober 2020, pukul 12:11:14 WITA
- Samarinda: 23 September 2020, pukul 12:03:50 WITA
- Tanjungselor: 14 September 2020, pukul 12:06:03 WITA
- Denpasar: 14 Oktober 2020, pukul 12:05:06 WITA
- Mataram: 14 Oktober 2020, pukul 12:01:33 WITA
- Kupang: 18 Oktober 2020, pukul 11:30:49 WITA
- Mamuju: 28 September 2020, pukul 11:55:03 WITA
- Makassar: 5 Oktober 2020, pukul 11:50:41 WITA
- Palu: 24 September 2020, pukul 11:52:34 WITA
- Kendari: 2 Oktober 2020, pukul 11:39:14 WITA
- Gorontalo: 20 September 2020, pukul 11:41:08 WITA
- Manado: 18 September 2020, pukul 11:34:43 WITA
- Sofifi: 20 September 2020, pukul 12:23:09 WIT
- Ambon: 1 Oktober 2020, pukul 12:16:55 WIT
- Manokwari: 24 September 2020, pukul 11:55:42 WIT
- Jayapura: 28 September 2020, pukul 11:27:49 WIT.
Data lengkap jadwal hari tanpa bayangan di semua kota/kabupaten di 34 provinsi Indonesia bisa dilihat dengan mengakses link ini.
Editor: Agung DH