tirto.id - Hari Raya Imlek atau Tahun Baru Cina 2022 akan jatuh pada hari Selasa, 1 Februari besok. Sama seperti hari raya lainnya, perayaan Imlek juga dimeriahkan dengan berbagai tradisi dan ritual khas Tionghoa.
Satu hal yang tidak boleh luput dari sebuah perayaan adalah makanan dan camilan yang selalu disiapkan selama hari besar. Salah satu makanan khas yang disajikan saat Imlek adalah Kue Keranjang.
Hidangan perayaan Imlek selalu identik dengan keberuntungan, panjang umur dan juga kemakmuran, ini tidak hanya berlaku untuk makanan utama saja tapi juga pada camilannya.
Selama perayaan Imlek, setiap keluarga akan menyiapkan berbagai makanan ringan dan buah-buahan, baik untuk keluarga maupun tamu.
Camilan ini pun tidak hanya sekadar untuk pelengkap saat berbincang saja tapi juga memiliki arti atau simbol tersendiri untuk tahun baru.
Dikutip China Highlights, berikut ini adalah tujuh camilan Tahun Baru Imlek yang biasa ditemukan saat perayaan Imlek.
Kurma Merah
Merah adalah warna keberuntungan di China yang berarti makmur. Kurma merah pun selalu ada dalam acara-acara sukacita termasuk festival, upacara pernikahan, pesta pindahan rumah dan peringatan satu bulan kehidupan bayi.
Sebagai camilan Tahun Baru Imlek, kurma merah disajikan sebagai buah kering. Anda bisa memakannya langsung atau memotongnya untuk dijadikan teh. Kurma merah merupakan sebuah simbol untuk kekayaan dan kemakmuran.
Kacang Tanah
Kacang tanah juga disebut "kacang umur panjang” yang melambangkan vitalitas, umur panjang, kekayaan, dan kehormatan. Sebagai camilan Tahun Baru Imlek, kacang selalu disajikan tanpa kulit.
Ada banyak cara memasak kacang tanah, seperti merebusnya dengan air atau air garam dan menggorengnya. Kacang tanah adalah makanan bergizi dan bisa dimakan mentah. Orang China percaya bahwa memakannya mentah lebih baik.
Kelengkeng Kering
Lengkeng kering melambangkan reuni. Ini adalah camilan Tahun Baru Imlek teratas karena makna tersiratnya.
Pengobatan tradisional Tiongkok mengatakan bahwa makan lengkeng kering dapat menyehatkan vitalitas seseorang. Biasanya lengkeng kering disajikan tanpa kulit. Anda bisa memakan dagingnya secara langsung atau untuk membuat teh.
Biji Bunga Matahari
Dalam budaya tradisional Tiongkok, biji bunga matahari melambangkan dikaruniai banyak anak dan cucu.
Permen
Permen melambangkan kehidupan yang manis. Mereka adalah makanan ringan yang sangat diperlukan untuk Tahun Baru China. Makan permen mewakili kejadian manis atau mendapatkan awal yang manis di tahun mendatang.
Beberapa manisan biasanya dikemas dalam kotak emas berbentuk angka keberuntungan atau yuanbao (jenis mata uang Tiongkok Kuno) yang melambangkan kekayaan.
Bola biji wijen atau onde-onde
Onde-onde adalah jenis gorengan yang terbuat dari tepung ketan yang diisi dengan pasta kacang merah, digulung dalam biji wijen putih, dan digoreng. Mereka renyah di luar dan lembut di dalam. Onde-onde melambangkan tekad yang bulat dan rasa syukur terhadap Sang Pencipta.
Kue tambang atau untir-untir
Makanan yang digoreng ini sedikit lebih keras dibanding onde-onde. Kue tambang memiliki makna sebagai reuni.
Hidangan Tahun Baru Imlek yang Dianggap Bawa Hoki
Selain camilan, ada berbagai hidangan yang biasanya tersaji saat Tahun Baru Imlek dan menyiapkannya dianggap sebagai peristiwa yang kaya simbolisme, membawa kekayaan, kebahagiaan, keberuntungan, dan kemakmuran, walaupun mungkin tampak seperti tugas yang berat.
"Unggas harus dipotong, teripang, rebung, dan masih banyak lagi bahan-bahannya, harus dibersihkan, direbus, dan direbus kembali – prosesnya bisa memakan waktu beberapa hari," ungkap penulis S.C. Moey dalam "Chinese Feasts & Festivals – A Cookbook" (2006), seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (28/1).
Saat perayaan, umumnya hidangan yang tersaji antara lain masakan ayam rumahan, kaki babi rebus, daging cincang dan sayuran dalam balutan daun selada, bebek asap teh, babi panggang dan sagu mutiara dengan melon.
Bakmi
Selain itu, ada beberapa hidangan simbolis yang selalu menghiasi meja makan selama perayaan yang diyakini membawa kekayaan, keberuntungan atau kebersamaan keluarga, salah satunya bakmi.
Seperti dikutip dari laman Food Network, meskipun mi termasuk makanan pokok masyarakat China sehari-hari, selama tahun baru dan perayaan lain seperti ulang tahun, bakmi umur panjang, harus ada di meja makan. Bakmi ini dibiarkan tanpa dipotong dan dimaksudkan untuk dihirup sekaligus, bukan dipotong.
Ikan Kukus
Ada juga ikan kukus utuh yang melambangkan kekayaan dan kemakmuran di tahun mendatang.
Ada beberapa aturan saat makan ikan untuk membawa keberuntungan di tahun mendatang yakni ikan selalu disajikan dengan kepala dan ekor utuh dan kepala harus diletakkan menghadap orang yang lebih tua atau tamu terhormat di meja makan.
Pangsit
Pangsit juga menjadi salah satu hidangan yang tak bisa dilepaskan dari Tahun Baru Imlek yang melambangkan kekayaan dan kebersamaan.
Pangsit berbentuk seperti batangan emas Tiongkok kuno, sehingga dikatakan semakin banyak kue yang Anda makan, semakin banyak kekayaan yang akan Anda miliki di tahun baru.
Lumpia
Lumpia juga menjadi bagian kuliner yang penting. Bentuknya mengingatkan pada batangan emas dan ini melambangkan kekayaan dan kemakmuran.
Biasanya lumpia diisi dengan sayuran dan daging dan bahkan pasta kacang merah atau es krim yang menjadi hidangan kontemporer Taiwan.
Nasi Bola Manis
Selain itu, ada juga hidangan bola nasi manis yang berbahan dasar tepung beras dan diisi buah-buahan, kacang, gula atau kacang merah. Bentuk makanan ini bulat melambangkan kebersamaan dan kelengkapan keluarga.
Membuat hidangan Tahun Baru Imlek bisa menjadi tantangan bagi para penyuka kegiatan memasak.
Membuat loh bok goh atau kue lobak kukus misalnya, perlu dengan tangan alih-alih food processor, atau menggiling beras ketan untuk membuat tong yuen (pangsit beras ketan manis), daripada membeli sebungkus tepung ketan.
“Sering dikatakan, orang China hidup untuk makan. Untungnya bagi mereka, sejarah dan budaya China yang kaya, berkonspirasi untuk mengisi kalender tradisional dengan putaran perayaan yang murah hati di mana semua kerinduan gastronomi mereka dapat dipenuhi," tulis Moey.
“Untuk menghormati kekuatan baik hati yang membuat segala sesuatu menjadi mungkin, orang China memasang di rumah mereka berbagai penjaga, beberapa orang menyebutnya dewa, yang pada waktu tertentu diundang untuk berpartisipasi dalam perayaan dan diberikan makanan dan minuman," ungkap Moey.
Nenek moyang orang China yang dianggap setara dengan para dewa, dipuja dengan cara yang sama seperti jamuan agung.
Editor: Addi M Idhom