tirto.id - Pemerintah menerapkan libur nasional Hari Raya Idul Fitri pada 13 dan 14 Mei 2021. Selain hari raya umat Muslim, rupanya tanggal tersebut juga merupakan hari raya umat Kristen dan Katolik yaitu Kenaikan Isa Almasih pada 13 Mei.
Lebaran sesungguhnya momen kemenangan batin setelah berpuasa sebulan penuh saat Ramadhan. Namun, Idul Fitri tahun ini akan terasa berbeda karena perayaan dilakukan secara sederhana, tidak ada silaturahmi secara langsung, mudik, atau juga takbir yang sangat erat kaitannya dengan Idul Fitri.
Selama pandemi COVID-19, Anda disarankan untuk silaturahmi dengan menggunakan fitur video conference untuk menyapa keluarga dan kerabat di hari raya. Beberapa aplikasi yang bisa dipakai untuk ‘sungkem online’ di antaranya WhatsApp, Instagram, Skype, Zoom, dan Google Hangout.
Perbedaan lainnya di Lebaran kali ini adalah salat Idul Fitri di rumah. Di hari Lebaran, seluruh umat muslim kerap melakukan salat Idul Fitri sebanyak 2 rakaat. Meski merupakan salat sunah, salat di hari raya ini sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah di tanah lapang, masjid, atau mushala.
Akan tetapi, di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, salat Idul Fitri justru lebih baik dilaksanakan di rumah, baik sendirian maupun bersama anggota keluarga.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Kementerian Agama (Menag) yang mengimbau masyarakat untuk melaksanakan salat Idul Fitri di rumah masing-masing.
Jika melakukan salat Idul Fitri secara sendirian, Anda cukup melaksanakan salat ini seperti biasanya dengan membaca surat-surat yang pendek dan tidak perlu ada khotbah.
Bila dilakukan bersama anggota keluarga di rumah harus terdiri dari sedikitnya 4 orang, yaitu 1 orang imam dan 3 orang makmum. Tata cara solatnya sama seperti salat Id biasa. Seusai salat, khotbah dilakukan sesuai ketentuan khotbah Idul Fitri.
Bila jumlah jemaah kurang dari 4 orang atau bila dalam pelaksanaan salat jamaah di rumah tidak ada yang bisa memberikan khotbah, salat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khotbah.
Kenaikan Isa Almasih 13 Mei
Kenaikan Isa Almasih merupakan salah satu hari raya umat Kristen dan Katolik untuk memperingati kenaikan Yesus Kristus ke surga, dan dalam tradisi Kristen, perayaan Kenaikan Isa Almasih ini selalu berpindah, karena selalu jatuh pada hari ke-40 setelah Hari Raya Paskah.
Pada 2021, kenaikan Isa Almasih jatuh pada tanggal 13 Mei. Umat Kristiani merayakan peristiwa kenaikan tersebut di gereja-gereja di seluruh dunia.
Dilansir Antara News, dalam Kisah Para Rasul, kepada murid-murid-Nya, Yesus berpesan "...kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi..". Dan Yesus pun terangkat ke surga, sambil disaksikan oleh murid-muridNya dalam keadaan tercengang.
Injil juga mencatat bahwa setelah itu, rasul-rasul Yesus kembali ke Yerusalem dari bukit Zaitun. Setelah menunggu 10 hari di Yerusalem, para murid mengalami pencurahan Roh Kudus pada hari raya Pentakosta.
Kenaikan Yesus ke surga meneguhkan keyakinan orang Kristen bahwa Tuhan Yesus hidup, sehingga tidak perlu gelisah dan tawar hati dalam menghadapi segala pergumulan hidup sebagai orang yang beriman di bumi ini.
Menurut situs web Paroki Cikarang, kenaikan Yesus adalah salah satu dari 4 kejadian penting dalam perjalanan Yesus di bumi. Pertama, Natal (= Kelahiran Kristus). Kedua, Wafat Kristus (= Penebusan dosa). Ketiga, Paskah (= Kristus bangkit) dan yang keempat Kenaikan Tuhan Yesus ke surga.
Editor: Agung DH